hobi memelihara ikan cupang, bisa menenangkan jiwa. Itu ada benarnya. Apalagi melihat aneka warna ikan cupang yang begitu eksotis. Mata jadi sejuk dan tidak ada bosan-bosannya, memandangi gerakan ikan bolak-balik dalam tabung gelas.
Banyak yang bilangTapi agak sulit juga memelihara ikan cupang. Tidak sabar atau telaten, bukannya ketenangan jiwa, justru bisa mendatangkan rasa stress. Termasuk saya waktu di awal-awal memelihara ikan cupang. Lebih banyak kesalnya, ketimbang menikmati keindahan ikan cupang.
Pernah memelihara dua ikan cupang. Lumayan bisa jadi hiburan. Namun sekali waktu, dua ikan cupang yang disimpan dalam tabung toples berbeda, tidak mau memakan pelet. Pakan beli jadi itu, lebih banyak mengambang dan dibiarkan tidak dimakan ikan cupang. Dua-duanya mati.
Penasaran beli dua lagi. Terus dapat nasihat, kalau ikan cupang tidak mau makan pelet, itu tandanya lagi sakit. Biarkan saja jangan diberi makan dulu. Tapi kasihan juga melihat ikan cupang itu, hanya diam saja tidak bergerak kesana kemari.
Sekali waktu, iseng memasukan nyamuk yang mati ke dalam tabung gelas yang berisi ikan cupang. Tidak disangka, bangkai nyamuk yang dimasukan itu langsung dimakan. Perubahan pun terjadi. Ikan cupang jadi bergerak giras (lincah). Hati pun sangat senang.
Namun gara-gara tidak ada waktu mengurus, karena aktivitas kerja, jadi saja lupa menguras air habitat ikan cupang. Padahal, salah satu syarat wajib memelihara ikan cupang, jangan sampai lupa menguras air secara rutin. Peliharaan ikan cupang pun mati lagi.
Karena sudah mencintai jenis ikan cupang, saya tak jera membeli lagi. Tidak tanggung-tanggung beli sekaligus empat ekor. Namun, saya tidak membeli ikan cupang yang berharga mahal. Saya beli di sekitaran harga Rp 30.000,00 hingga Rp 50.000,00 per ekor.
Berdasarkan pengalaman dua kali gagal memelihara ikan cupang hingga mati, akhirnya saya lebih serius dalam pengurusannya. Kebetulan belakangan banyak waktu di rumah, jadi saya punya kesempatan bercengkerama dengan peliharaan. Beberapa nasihat pun saya perhatikan dan dilaksanakan.
Termasuk kalau ikan cupang tidak mau makan. Biarkan dulu hingga dua hari. Baru diberi makan lagi. Jenis pakannya pun kalau bisa dimix, jangan melulu pelet. Bisa diselingi dengan cacing darah dan kutu air. Jenis pakan itu banyak dijual baik secara online maupun pedagang ikan cupang.
Keasaman air sebagi media ikan cupang juga perlu diperhatikan. Kalau ikan cupang malas-malasan bergerak, bisa jadi airnya kurang cocok. Untuk menetralisir keasaman air, ada baiknya habitat ikan cupang itu ditaburi potongan daun katapang yang kering. Nanti warna air akan berubah menjadi cokelat kekuningan.
Itu juga bisa menjadi obat, ikan cupang tidak stres. Potongan daun katapang yang kering itu mudah dibeli di beberapa tempat.
Pengurasan air sebagai habitat ikan cupang pun jangan terlalu sering dilakukan. Karena kalau sering dikuras, ikan cupang membutuhkan beberapa kali adaptasi. Seminggu sekali dikuras, mungkin waktu yang pas.
Tapi kalau tiga hari, air sudah butek karena kotoran ikan cupang, ada baiknya kotoran itu disedot tapi air tidak perlu dikuras. Paling karena disedot air jadi berkurang, tinggal ditambahkan air baru setengah lagi.
Alhamdulillah setelah mengikuti beberapa saran dan gara-gara punya banyak waktu di rumah, peliharaan ikan cupang saya sekarang bertambah. Sudah ada 10 ekor, tapi belum berniat nambah lagi. Mengingat tidak ada tempat yang luas, di samping harus berhemat di masa-masa sulit ini.
Kalau lagi santai dan waktu luang, paling menyenangkan memandangi gerakan-gerakan ikan cupang itu. Gerakannya yang lambat sambil mengibas-ibaskan ekornya jadi pemandangan yang menarik. Apalagi dari 10 ekor ikan cupang itu warnanya berbeda-beda. Terasa adem di mata dan menyejukan jiwa.
Ada juga teman yang datang ke rumah, terus tertarik dengan peliharaan ikan cupang saya. Dia sempat menanyakan mau dijual tidak. Dengan tegas saya katakan, kalau mau beli di toko ikan saja, banyak yang bagus-bagus.
"Saya sudah capek-capek pelihara, masa sudah bagus ikan cupangnya mau dijual. Saya pelihara ikan cupang kan untuk dinikmati. Apalagi sekarang lagi tidak banyak kegiatan, paling enak memperhatikan gerakan ikan cupang," kata saya.
Teman saya kecewa. Ya biarkan saja. Yang penting saya tidak kehilangan ketenangan jiwa. (Anwar Effendi)**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H