Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Nasib Pekerja Pers, Sampai Kapan Bisa Bertahan?

16 Mei 2020   10:55 Diperbarui: 16 Mei 2020   10:55 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ID Card pekerja pers. (ANTARA FOTO/IRSAN MULYADI via kontan.co.id)

Ada usulan, agar perusahaan pers tetap bertahan, berupaya mengajukan insentif kepada pemerintah. Usulan ini memang sesaat bisa menjadi alternatif. Namun, bukan tidak mungkin di kemudian hari mengundang dilema. Insentif yang diberikan tidak seberapa, justru dampaknya yang bisa mengganggu budaya kerja pers.

Perusahaan pers yang selama ini menjalankan fungsi sosial kontrol, nanti akan terbelenggu jika menerima insentif pemerintah. Perusahaan pers nanti tidak bisa independen lagi. Akibat insentif itu, tetap menghasilkan rasa tidak enak sebagai balas jasa terimakasih.

Cuma, kalau perusahaan pers tidak ada yang bertahan, ini akan bahaya lagi. Sebab di era media sosial dan global, informasi apa pun mengalir dengan deras. Masyarakat dengan mudah mengonsumsi apakah itu informasi yang valid atau sekadar hoaks.

Semua orang saat ini bisa memproduksi informasi. Masyarakat sering dibuat bingung. Informasi mana yang harus dipercaya. Kalau masih ada perusahaan pers, bisa jadi bahan pembanding. Cuma sekarang kita khawatir, sampai kapan perusahaan pers bisa bertahan?

Kita juga berharap, Kompasiana juga tetap bertahan. Setuju bukan? (Anwar Effendi)***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun