Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ban Puen, Istana Kerajaan yang Menjadi Museum

12 Mei 2020   04:05 Diperbarui: 12 Mei 2020   04:45 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah anak sekolah memasuki Istana Ban Puen di Provinsi Phetchaburi Thailand. (foto: dok. pribadi)

Bangunan Istana Ban Puen terdiri dari dua lantai. Keberadaannya sebagai bangunan yang dilindungi. Untuk mencegah berbagai kerusakan di bangunan yang dianggap sebagai monumen kuno itu, setiap pengunjung dilarang memotret bagian atau benda yang ada di sana. Pengunjung hanya diperkenankan kelilling dan melihat-lihat berbagai pajangan benda khas kerajaan.

Semua ruangan yang ada di Istana Ban Puen berukuran besar. Mulai dari ruang penerimaan tamu kerajaan, hingga kamar mandi sangat luas. Istana Ban Puen dibangun pada masa Raja Rama V berkuasa (1910). Enam tahun kemudian baru selesai pada masa Raja Rama VI berkuasa (1916). Secara arsitektur, Istana Ban Puen mirip bangunan-bangunan di Eropa, mengingat perancangnya berasal dari Jerman, yakni Karl Siegfried Dhring.

Namun, sebagaimana tempat-tempat lainnya di Thailand, dalam bangunan Istana Ban Puen pun tersedia ruangan khusus untuk biksu. Di sana ada ruangan semacam tempat persembahan dan dijaga seorang biksu. Pengunjung yang beragama Budha biasanya menyempatkan diri minta doa di ruangan tersebut.

Sementara di area pelataran, Istana Ban Puen terlihat sejuk dan adem karena banyak ditanami pepohonan. Sangat nyaman untuk bersantai-santai melepas lelah. Mungkin dulu keluarga kerajaan juga menikmati musim panas di area tersebut. Taman di sana juga sangat terawat sehingga pemandangannya sangat bersih dan asri.(Anwar Effendi)***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun