virus corona. Dampaknya, yang pertama duluan kelimpungan masyarakat kalangan bawah.
Untu bertahan hidup memang harus kerja keras dan mau berinovasi. Apalagi di kondisi seperti yang terjadi saat ini, hampir semua sendi perekonomian remuk dihantam wabahDemikian juga yang dialami pasangan muda Agus Maulana dan Lazuardi Nur Adinda. Semula pasangan itu merintis usaha dengan berjualan bubur ayam di pinggir jalan Raya Klayan Kabupaten Cirebon. Mulai mangkal kira-kira pukul 06.00, tiga jam kemudian kelar dengan barang dagangan sudah habis.
Ketika wabah virus corona melanda, praktis bubur ayam dengan label "Kang Agus" itu tutup. Tidak lagi melayani pesanan pelanggan. Untung pasangan itu tidak putus asa. Berbekal ilmunya sebagai lulusan SMK jurusan tata boga, mereka mencoba banting setir dengan berjualan masakan dan makanan secara online.
Menu masakan andalan yang mereka tawarkan yakni pedesan ceker (ayam) dengan leber "Ceker Mercon". Â Masakan ini memang lagi booming di masyarakat. Kalau di Cirebon dikenal sebagai pedesan ceker, mungkin kalau di Bandung semacam seblak ceker. Sesuai dengan namanya pedesan, bumbu yang digunakan untuk mengolah ceker ayam tersebut mengandalkan cabai yang super pedas (lada).
Namun, menurut Dinda, rasa pedas dalam masakan olahan pedesan ceker itu ada level-levelnya. Bagi orang yang kurang suka pedas jangan khawatir untuk menikmati pedesan ceker. Bisa pesan level satu saja, tetap ada rasa pedasnya tapi tidak sampai super hot.
Bumbu yang digunakan untuk membuat pedesan ceker, berupa cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, kunyit, gula, garam, kecap, dan daun jeruk.Â
Semua bahan itu ditumbuk, kemudian campurkan dengan ceker ayam yang sudah dibersihkan, dan direbus dalam air. Kalau air sudah terlihat nyemek-nyemek dan ceker sudah dianggap empuk baru dientaskan.
"Namanya juga pedesan ceker, jadi rasanya pasti pedas. Sekarang memang, masyarakat lagi demen dengan masakan yang serba pedas, yang katanya membawa kenikmatan. Mereka menikmati sensasi pedas, dan membuat selera makan semakin lahap," tutur Dinda.
Baru seminggu memasuki Bulan Ramadan, usaha pedesan ceker yang dilakoni Dinda dan Agus mulai dikenal. Pesanan silih berganti berdatangan. Mereka melakukan promosi menggunakan media sosial, baik lewat Facebook, Instagram dan jejaring Whats App (WA).