Pengumuman kelulusaan kelas XII siswa SMA/SMA sudah dilaksanakan. Demikian juga di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 9 Bandung, semua siswa kelas XII dinyatakan lulus semua. Tidak adanya siswa yang gagal, karena tahun ini ujian nasional (UN) ditiadakan. Siswa cuma melaksanakan ujian sekolah dan itu secara online.
Efek pandemi covid-19 memang luar biasa. Para siswa tingkat akhir di SMA/SMK jadi menerabas tahapan yang sudah dibakukan. Kegiatan belajar mengajar yang masih diliburkan karena kebijakan physical distancing, membuat siswa langsung lulus tanpa melewati ujian nasional.
Ada sisi yang menguntungkan bagi siswa. Mereka tidak perlu berjuang keras, atau stres mempersiapkan diri mengisi lembaran soal ujian nasional. Tapi betulkah semua siswa jenjang akhir SMA/SMK larut dalam kegembiraan di masa wabah virus corona belum mereda?
Tidak sepenuhnya demikian. Justru sebagian siswa, orangtua, guru, ada yang merasa kehilangan sesuatu. Ada secercah kebahagian yang direnggut, akibat mereka tidak bisa berkumpul di hari, yang sebenarnya sangat diharapkan. Walau siswa menyandang predikat sudah lulus, namun raut kesedihan tetap tidak bisa disingkirkan dari mereka.
Minimal mereka tidak bisa merayakan kelulusan dengan sorak sorai dalam kerumunan keramaian. Tidak ada pelukan hangat dari guru-guru tercinta. Tidak ada gelaran acara wisuda, penanda mereka sudah sukses menyelesaikan pendidkan. Seperti yang terjadi pada siswa SMKN 9 Bandung, mereka cuma mendapatkan pemberitahuan sudah lulus lewat pesan Whats App (WA).
Uniknya, di SMKN 9 untuk kelas jurusan Perawatan Kulit dan Kecantikan ada tradisi yang tidak bisa dihilangkan walau di masa pandemi covid-19. Para siswi yang sudah menerima pengumuman lulusa pada 2 Mei 2020, keesokan harinya Minggu 3 Mei 2020 tetap diwajibkan berdandan secantik mungkin. Usai tampil cantik, para siswi melakukan perayaan virtual seolah mereka telah diwisuda.
"Kami sebagai orangtua merasa iba dan terharu melihat kegiatan tersebut. Ada sesuatu yang hilang dan tidak bisa dirasakan secara langsung, oleh anak-anak yang telah dinyatakan lulus. Walau ada perayaan virtual seolah-olah mereka telah lulus dan diwisuda, tetap saja saya merasa sedih," ujar Ibu Tien Kartini Herawati, seorang orangtua siswi SMKN 9 Bandung.
Ibu Tien kemudian menghibur anaknya tidak perlu ada yang disedihkan. Nikmati saja bahwa jenjang pendidikan tingkat SMK sudah diselesaikan. Ilmu yang telah didapat bisa dimanfaatkan untuk bekal hidup di masyarakat. Soal wisuda yang tidak digelar, itu hanya acara seremonial.