Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Panggilan Populer "Kirik" Itu Artinya Kamu, Iya Kamu!

29 April 2020   11:34 Diperbarui: 29 April 2020   11:42 11863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anjing. (KOMPAS.com/M ZAENUDDIN)

Berbeda dengan kata "Kirik" yang kesannya agak kasar -- walau bagi masyarakat Cirebon biasa saja -- arti kata "Jeh" sebenarnya tidak bermakna serius. Kata "Jeh" cuma dipakai sebagai penegasan saja.

Contoh arti penegasan kata "Jeh" sebagai berikut. "Lagi lara awak jeh, dikongkon mengawe". Artinya sedang sakit badan (jeh), disuruh kerja. Di situ ada unsur penegasan yang bersangkutan benar-benar lagi sakit badan.

Kembali ke kata "Kirik", yang semula berarti anjing, membias bisa diartikan "Kamu". Iya kamu. Jadi panggilan akrab kamu, diganti menjadi kirik. Seseorang dipanggil anjing, mungkin di daerah lain bisa marah besar. Dan orang yang melontarkan kata anjing bakal menghadapi masalah serius.

Tapi di Cirebon, perkataan kirik (anjing) sangat permisif. Bahkan terasa aneh jika ada dua orang sedang berbicara tidak keluar kata-kata kirik di antara keduanya. Maksudnya, kedua orang yang sedang berbicara itu, dipastikan belum akrab betul. Jadi kata "Kirik" bisa menandakan juga, bagaimana tingkat keakraban satu orang dengan orang lainnya.

Bisa dicontohkan percakapan dua orang teman yang kemudian bertemu lagi di angkutan umum. Jika kedua orang itu asli Cirebon maka akan keluar kalimat: "Kirik (anjing) mendi bae, wis suwe bli kedeleng-deleng". Kalau diartikan kalimat tadi berbunyi "Kamu, kemana saja, sudah lama tidak kelihatan-kelihatan".

Bisa dibayangkan, memanggil seseorang dengan perkataan "Anjing". Lantas yang dipanggil anjing marah? Ya tidaklah. seperti yang sudah dijelaskan di atas, arti kata "Kirik" bisa penanda keakraban. 

Artinya kedua orang tadi benar-benar sudah akrab. Kemudian yang disapa dengan panggilan "Kirik" akan membalas dengan kalimat nyaris serupa. Balasannya akan berbunyi: "Sekien ning umah bae, Rik (Kirik). Kalau diartikan "Sekarang lagi di rumah saja, Kirik (anjing)".

Kata Rik (Kirik) di akhir kalimat jawaban dari yang disapa tadi, dilontarkan kembali kepada yang menyapa. Jadi kedua orang Cirebon tadi, saling memanggil anjing dengan hepi-hepi saja. Sambil senyum-senyum atau bahkan tertawa terbahak-bahak. No problem.

Pasti kangen

Itulah luar biasanya orang Cirebon. Tak mempermasalahkan kata anjing. Kata anjing (kirik) justru lebih mengakrabkan pada diri mereka. Orang pedatang yang tingal di Cirebon juga pasti terbawakan. Bahkan jika sekali waktu orang pendatang balik lagi ke kampung halamannya, pasti mereka kangen mengucapkan kata "Kirik".

Nah di bagian akhir tulisan ini, ada kejadian lucu. Silakan persepsikan sendiri. Sekali waktu ada guru agama dari luar Kota Cirebon mengajar di SMP kota wali itu. Dia mendengarkan percakapan dua murid lelaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun