Untuk mengenal lebih dekat aneka satwa, warga Kabupaten Garut tidak perlu jauh-jauh pergi ke kebun binatang Bandung. Mereka sudah punya objek wisata kebanggan tersendiri di kawasan Cikembulan, Kadungora. Walau tidak seluas kebun binatang Bandung, namun Taman Satwa Cikembulan sudah mampu menarik kunjungan warga sekitaran Garut.
Taman Satwa cikembulan yang memiliki luas 5 hektare ini, punyak koleksi binatang hingga 435 ekor. Objek wisata itu, cocok untuk liburan keluarga sekaligus menjadi ajang edukasi. Lokasinya sangat menyenangkan dan bagus untuk mengenalkan sejumlah binatang kepada anak-anak.
Anak-anak pasti menyukai keberadaan rusa totol di sana. Jenis binatang itu jumlahnya cukup banyak dan terlihat lucu-lucu. Kandang rusa totol memang yang paling banyak mendapat kunjungan. Artinya, banyak pengunjung yang berlama-lama melihat tingkah laku rusa totol.
Cuma Taman Satwa Cikembulan, tidak hanya memelihara rusa totol. Banyak jenis binatang lainnya yang bisa jadi tontonan. Beberapa binatang yang ada di kandang, di antaranya harimau sumatera, beruang madu, macan tutul, singa, orang utan, aneka burung, hingga jenis reptil.
Belakangan, Taman Satwa Cikembulan tidak menerima kunjungan wisatawan. Objek wisata itu menutup diri terkait masih mewabahnya virus corona. Pengelola pun terpaksa merumahkan sebagian karyawan, karena sudah tidak mampu membayar gaji. Tidak ada pemasukan sama sekali, sehingga langkah merumahkan karyawan terpaksa dilakukan.
Manager Operasional Lembaga Konservasi Taman Satwa Cikembulan, Rudy Arifin memohon maaf kepada masyarakat Garut karena secara terpaksa menutup kunjungan. Biasanya di Bulan Ramadan, kunjungan ke Taman Satwa Cikembulan cukup banyak. Cuma terkait belum meredanya virus corona, objek wisata ini ditutup dalam waktu yang belum ditentukan.
Selain telah merumahkan sejumlah karyawan, kini pengelola juga sedang berpikir keras untuk mengelola anggaran pakan satwa. Mungkin tidak lebih dari hitungan satu bulan, satwa yang ada di sana akan kekurangan pakan. Tabungan yang dimiliki pengelola semakin menipis, sementara kebutuhan pakan binatang tidak bisa ditunda.
Sejak ditutup, tepatnya awal Maret 2020, pengelola Taman Satwa Cikembulan praktis tidak punya pendapatan. Saat ini memang masih mempekerjakan sebanyak 15 karyawan, itu juga dianggap penting terkait perawatan satwa yang ada. Pengelola berharap pemerintah bisa membantu persoalan tersebut.
Rudy mencontohkan, untuk biaya pakan macan tutul saja, pengelola harus mengeluarkan biaya Rp 20 juta per bulan. Biaya pakan macan tutul cukup besar karena harus membeli daging. Harga daging di pasaran sudah melambung dan saat ini sulit untuk mencari barangnya.