Usianya belum genap 10 tahun. Sekolahnya baru kelas tiga. Namun siswa SD Pasigaran 3 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung ini berjiwa mulia. Dia yang rajin menabung uang receh (koin), tergerak hatinya untuk terlibat memerangi virus corona. Dia sumbangkan semua hasil tabungannya dan meminta bantuan polisi agar uangnya dibelikan alat pelindung diri (APD) untuk dibagikan kepada yang membutuhkan.
Itulah Mochamad Hafid yang lahir 21 Oktober 2010. Pada Kamasi 16 April 2020 pukul 10.30 dia diantar ibunya, Rikoh Rotikoh mendatangi Kepolisian Sektor (Polsek) Dayeuhkolot. Hafidh membawa kaleng biskuit yang selama ini dijadikan celengan uang koinnya.
Polisi yang berjaga, termasuk Kapolsek Dayeuhkolot Kompol Sudrajat sempat terkaget-kaget kedatangan seorang anak kecil. Namun, setelah mengetahui maksud dan tujuannya, semua polisi merasa terharu dengan niat mulia dari warganya yang tinggal di RT 05 RW 09 Kampung Pasigaran Desa Citeureup itu.
Polisi pun langsung membantu menghitung uang koin hasil tabungan Hafidh. Jumlah uang yang terkumpul hasil tabungan sembilan Hafidh itu mencapai Rp 453.300,00. Terdiri dari gabungan uang receh Rp 1.000,00, Rp 500,00, dan Rp 100,00.
Niat Hafidh untuk menyumbang APD bermula ketika kegiatan belajar mengajar di sekolahnya diliburkan. Sebagai anak kecil dia belum paham benar mengapa sekolahnya diliburkan. Kemudian dia bertanya kepada orangtuanya Ibu Rotikoh yang berjualan bakso dan ayahnya Ruhiyatna sebagai tukang servis televisi.
Kangen sekolah
Hafidh mendapat penjelasan dari orangtuanya, sekolah diliburkan untuk mencegah penularan virus corona. Dia lantas mengerti dengan apa yang terjadi sekarang ini. Ditambah lagi dengan informasi, masih banyak tenaga medis yang membutuhkan masker.
"Hafidh kemudian teringat memiliki uang yang selama ini ditabung di kaleng biskuit. Dia tergerak untuk membeli dan menyumbangkan APD ke tenaga medis. Cuma bingung caranya bagaimana. Akhirnya minta bantuan polisi saja," kata Ibu Rikoh.
Yang lebih membuat terharu lagi, uang yang ditabung Hafidh, semula untuk membantu biaya pernikahan kakaknya. Namun, sangat di luar dugaan Hafidh justru memandang, uang ditabungnya lebih penting disumbangkan untuk membeli APD sebagai upaya memerangi virus corona.
Ibu Rikoh menceritakan, selama ini Hafidh mendapat uang jajan Rp 2.000,00 sehari. Namun, uang sebesar itu tidak dihabiskan semua untuk membeli jajanan. Dia sisakan Rp 1.000,00 atau Rp 500,00 yang disimpan di kaleng biskuit. Tidak terasa hasil tabungan uang koin itu sudah mencapai ratusan ribu rupiah.
"Sekarang Hafidh berharap, penyebaran virus corona segera selesai. Dia sudah kangen sekolah lagi. Sudah lama tidak bisa bermain dengan teman-temannya," kata Ibu Rikoh yang dikutip dari Instagram Polsek Dayeukolot. (Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H