Walau ada imbauan dari Wali Kota Cirebon agar shalat bisa dilaksanakan di rumah, ibadah shalat Jumat di Masjid Agung Sang Cipta Rasa Kasepuhan berjalan seperti biasa. Namun yang membedakan, sebelum pelaksanaan ibadah shalat Jumat, masjid yang dikeramatkan masyarakat Cirebon itu, disemprot cairan disinfektan.
"Tidak mungkinlah shalat Jumat di masjid keramat ini ditiadakan. Justru dari masjid keramat inilah, jemaah mendoakan agar serangan virus corona mereda. warga Cirebon terhindar dari covid-19 yang sekarang lagi melanda sejumlah daerah. Jemaah berharap semua aman-aman saja," kata Krisdiyanto yang masih memiliki darah keluarga Keraton Kesepuhan.
Memang jemaah yang shalat Jumat hari ini tidak sebanyak minggu-minggu sebelumnya. Biasanya jemaah yang datang sampai membeludak keluar masjid dan memenuhi Jalan Kesepuhan. Walau begitu pelaksanaan shalat Jumat tetap khusyu dan tidak terpengaruhi info-info yang menyeramkan terkait virus corona.
Warga Cirebon juga punya kepercayaan yang kuat, Masjid Agung Sang Cipta Rasa mampu menolak bala. Apalagi merunut sejarah panjang masjid itu yang didirikan oleh Sunan Gunungjati, seorang Wali Sanga yang menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa. Makanya, sampai sekarang masjid tersebut masih dikeramatkan.
Keunikan lain di Masjid Agung Sang Cipta Rasa, yakni kumandang adzan yang dilakukan tujuh muadzin bersamaan. Ritual yang dikenal dengan nama Adzan Pitu itu, bukan hanya tanda panggilan untuk shalat Jumat, tapi juga upaya melindungi warga Cirebon dari mara bahaya. Tidak heran, jika terkait serangan virus corona, Adzan Pitu dikumandangkan bukan hanya di Masjid Agung Sang Cipta Rasa saja, tapi juga di empat pintu masuk Kota Cirebon.
Dian Andiawan yang juga punya darah keluarga Keraton Kesepuhan menyebutkan, dari dulu yang namanya Adzan Pitu punya kekuatan lebih. Bisa mengusir roh-roh jahat. Kalau dikaitkan dengan zaman sekarang, usaha mengumandangkan Adzan Pitu, yakni meminta perlindungan dari Allah SWT, agar warga Kota Cirebon terhindar dari serangan virus corona.
"Semalam juga dilaksanakan shalawatan. Lantas dilaksanakan Adzan Pitu. Itu sebagai upaya menangkal virus corona tidak merajalela. Kita memang perlu upaya lewat rohani yang bersih, di samping membiasakan jasmani kita yang harus selalu sehat. Apa pun kembali kepada Allah, maka sepantasnya kita juga minta perlindunganNya," ucap Dian.
Baik Kridianto maupun Dian Andiawan lantas menceritakan keunikan dari bangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Bangunan inti masjid sama sekali tidak disekat tembok keliling. Tembok hanya digunakan sebagai pagar pembatas bangunan masjid dengan permukiman. Itu menandakan, Masjid Agung Sang Cipta Rasa sangat terbuka untuk masyarakat, terlebih lagi yang ingin melaksanakan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Masjid Agung Sang Cipta Rasa juga agak beda dengan masjid pada umumnya. Masjid yang berhadapan dengan alun-alun Keraton Kesepuhan itu, dari awal hingga sekarang tidak memiliki memolo (kubah), sementara masjid lainnya selalu ditandai dengan kubah di bagian atas.
Kini warga Cirebon, dari masjid keramat itulah memohon agar doanya dikabulkan sehingga terhindar dari serangan virus corona.(Anwar Efendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H