Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Benteng Wolio, Ikon Kota Bau Bau

25 Maret 2020   12:21 Diperbarui: 25 Maret 2020   12:37 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari ketinggian Benteng Wolio bisa memandang Teluk Buton.| Dokpri

Benteng Wolio pantas jadi ikon Kota Bau Bau. Keberadaan bangunan bersejarah itu mampu menarik wisatawan dari berbagai daerah. Jejak kekuasaan Keraton Buton masih terekam di sana.

Walau masuk wilayah Bau Bau, namun Benteng Wolio sering dipromosikan Pemerintah Kabupaten Buton. Hal yang sama terjadi pada Candi Borobudur walau berada di Magelang, namun Pemerintah DI YOgyakarta gencar melakukan promosi.

Tak heran jika wisatawan yang berkunjung ke Buton, seringkali digiring untuk melihat kegagahan bangunan Benteng Wolio (Keraton Buton). Bisa jadi, Benteng Wolio sebagai destinasi pamungkas, setelah menikmati keindahan pantai di Sulawesi Tenggara dan menjajal sejumlah kuliner khas Indonesia Timur.

Sebagai warga negara Indonesia, saya bangga memiliki bangunan bersejarah sekelas Benteng Wolio. Dengan berbagai keunikan arsitekturnya, Benteng Wolio ternyata merupakan benteng terbesar di dunia. Bukan main kan?

Benteng Wolio memiliki luas, 23,375 hektare. Akan tidak mungkin wisatawan yang datang ke sana, mau berkeliling menyusuri bagian-bagian benteng tersebut. Tempat favorit, wisatawan yang datang ke Benteng Wolio, yakni dimana meriam-merian zaman dulu terpasang.

Sebenarnya Benteng Wolio tidak hanya memiliki meriam-meriam yang mengarah ke perairan Teluk Buton. Ada bangunan menarik lainnya di area Benteng Wolio. Di antaranya rumah adat, masjid tua, dan ada tiang bendera yang usianya sudah ratusan tahun.

Lokasi meriam (badili) jadi tempat favorit wisatawan untuk berfoto.Dokpri
Lokasi meriam (badili) jadi tempat favorit wisatawan untuk berfoto.Dokpri
Walau sudah berusia ratusan tahun, bangunan rumah adat dan masjid tua, ternyata masih digunakan sesuai dengan fungsinya. Semuanya masih terpelihara dan semua bagiannya terlihat masih kokoh.

Semula Benteng Wolio, merupakan bangunan pembatas Keraton dengan lingkungan luar. Namun dalam perkembangannya, fungsi Benteng wolio meluas. Benteng tersebut menjadi sarana pertahanan dari serangan-serangan musuh.

Lokasi Benteng Wolio sangat strategis. Benteng tersebut berdiri kokoh di atas bukit sepanjang kurang lebih 3 kilometer. Untuk pos pemantauan sangat memungkinkan. Dari ketinggian bukit tersebut, akan terlihat jelas siapa saja musuh yang akan datang.

Struktur bangunan Benteng Wolio juga sangat kuat. Padahal pembangunannya dilakukan secara sederhana. Benteng Wolio dibangun dengan tumpukan batu-batu gunung yang menggunakan perekat berupa adonan kapur dicampur dengan cairan putih telur serta rumput laut.

Selayaknya orang-orang zaman dulu, ketika mendirikan suatu bangunan pasti dibarengi dengan nilai filosofi. Demikian juga dengan pembangunan Benteng Wolio, setiap bentuknya memiliki arti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun