Bukannya menakut-nakuti, tapi hal paling menghawatirkan banyak orang menyusul kabar penggunaan formalin pada bahan makanan- formalin memang membawa dampak buruk pada kesehatan. Mungkin banyak yang belum tahu persis, bagaimana kiprah formalin di dalam badan dan apa dampaknya bagi kesehata. Gara-gara isu pemakaian formalin pada makanan, kita jadi ragu menyantap makanan. Hasil Investigasi Badan pengawas obat dan makanan di pasar-pasar di DKI beberapa waktu yang  lalu, sampai sekarang isu formalin kembali heboh setelah penyiaran media yang santer tentang formalin. Keruan saja hal itu membuat banyak orang menjadi ngeri jangan-jangan makanan yang telah dikonsumsi bertahun-tahun mengandung formalin, berarti tubuhnya telah teracuni selama bertahun-tahun pula.
Deteksi Alamiah
Sesungguhnya, setiap hari kita menghirup formalin dari lingkungan sekitar. Dalam skala kecil, formaldehida –sebutan lain untuk formalin- secara alami ada di alam. Contonya gas penyebab bau kentut atau telur busuk. Di udara ia terbentuk dari pembakaran gas metana dan oksigen yang ada di atmosfer, dengan bantuan sinar matahari.
Senyawa formaldehida juga muncul dari hasil sampingan pembakaran bahan organik. Misalnya, asap kebakaran hutan,asap rokok, juga asap kenalpon. Dalam jumlah sedikit, formalin akan larut dalam air dan bisa terbuang bersama cairan tubuh. Oleh sebab itu formalin dideteksi di dalam darah.
Secara fisik panca indera kita memang sulit mendeteksi makanan mana yang tercemar formalin atau bebas formalin. Namun secara alamiah tubuh yang sehat bisa mendeteksi makanan yang mengandung formalin sekaligus melakukan cegah tangkal. Deteksi alamiah itu bisa berlangsung secara mekanis berkat kerja mukosa usus dan gerakan peristaltik usus yang mampu melindungi masuknya zat asing ke dalam tubuh.
Secara kimiawi asam lambung dan enzim juga punya kemampuan untuk menetralkan zat berbahaya. Atau secara imunologi,lewat mekanisme pertahanan tubuh dalam menghadapi antigen atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Salah satu dampak deteksi alamiah ini tubuh akan muntah-muntah kalau kemasukan racun. Makanya imunitas tubuh sangat penting untuk mengurangi dampak formalin dan kawan-kawan . Jika imun rendah kemsukan sedikit saja bisa berdampak buruk.
Deteksi tadi setelah formalin masuk ke dalam perut. Sebelum di konsumsi atau di beli formalin bisa dideteksi dengan seperangkat test kit. Di dalam nya terdapat sejenis kertas lakmus dan cairan akan berubah warna kalau terkena formalin. Sayangnya , alat ini masih terbatas penyebarannnya dan harganya cukup mahal.
Formalin biasanya merasuk ke dalam tubuh melalui dua jalan, lewat mulut dan pernapasnan. Bahan yang kerap di pakai untuk mengawetkan mayat ini sangat berbahaya bila sampai terhirup, mengenai kulit , atau tertelan. Formalin yang nama lainnya formol, methylene, aldehyde, paraforin, morbicid, oxomethane, polyoxymethylene, glycols, methanal, formoform, superlsform, formic aldehyde, formalith, tetraoxymethylene, methyl oxide, karsan, trioxane, oxymethylene, dan methylene glycol
Memang cocok untu pengawet mayat, bukan untuk Makanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H