Mohon tunggu...
Herman RN
Herman RN Mohon Tunggu... -

Menyukai buku, terutama budaya dan sastra. Masih belajar menulis dan terus belajar serta belajar terus.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jika Anda Ingin ke Selatan Thailand

21 Maret 2014   08:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:40 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1395339846676640046

[caption id="attachment_299911" align="alignright" width="300" caption="gambar dari google"][/caption]

BEBERAPA waktu lalu, rombongan dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) gagal sampai ke Pattani, Thailand Selatan. Tujuan mereka akan ke Fatoni University, di Pattani. Mereka urung ke kampus itu, meskipun posisi terakhir sudah sampai di Hadyai, kira-kira perbatasan selatan Thailand. Sebabnya sederhana, miss komunikasi dengan pihak angkutan travel. Pihak travel mengira Pattani yang dimaksudkan dalam janji awal hanya di ibukotanya saja. Padahal, kampus Fatoni ada di perbatasan Provinsi Pattani dan Provinsi Yala.

Demikian yang menimpa tujuh teman saya dua hari lalu. Dari Pulau Pinang, mereka menyewa sebuah van. Tujuannya melihat saya di Fatoni University. Deal rekan saya dengan pihak van sampai ke Pattani. Pihak travel mulanya menyanggupi dengan upah RM 600 lebih. Namun, sesampainya di Songkhla, van travel ini urung melanjutkan perjalanan. Alasannya, takut masuk kawasan Pattani, daerah konflik.

Sebenarnya jarak antara Songkhla dengan Pattani lebih kurang 2 jam lagi (paling lama). Setelah teman saya berusaha negosiasi, pihak van tetap bersitegang tidak mau sampai ke Pattani, ke tempat saya.

Dua pengalaman ini (rombongan UMY dan rekan rekan saya) agaknya menjadi catatan penting bagi siapa saja yang hendak berkunjung ke Thailand Selatan. Deal Pattani yang disepakati dengan pihak travel hendaknya harus dipertegas. Untuk itu, setidaknya ada dua saran sederhana dari saya, terutama bagi yang menempuh jarak dari Pulau Pinang.

Pertama, sewa saja van yang bukan milik travel. Pasalnya, sejauh ini saya lihat Van travel dari Pinang tidak ada yang berani sampai ke Pattani. Alasan mereka semua sama, takut masuk daerah konflik.

Saya kira bukan hanya itu alasan mereka. Yang namanya pihak travel, pasti sudah menjalin deal-deal tertentu dengan sejumlah pihak, misalkan saja dengan rumah makan dan hotel (penginapan). Kemungkinan besar, travel dari Pulau Pinang hanya memiliki akses kerja sama rumah makan dan hotel sampai Hadyai saja. Makanya mereka berat langkah sampai ke Pattani. Oleh karena itu, cukup sewa van non-travel, yang supirnya boleh diajak kemana saja. Tentunya deal di awal sebelum keberangkatan sangat diperlukan.

Saran kedua, tak usah sewa van di Pulau Pinang, jika memang meragukan diantar sampai ke Pattani. Naik van biasa yang tujuan Hadyai saja. Terminal Hadyai adalah pusatnya terminal segala penjuru di selatan Thailand. Ada banyak angkutan menuju ke sejumlah objek wisata dari terminal Hadyai ini. Maka itu, naik saja van biasa dari Pinang dan turun di terminal Hadyai.

Sesampai di Hadyai, silakan menyewa van Thailand. Agaknya, van Thailand lebih murah untuk disewa. Yang paling penting lagi, van Thailand lebih berani sampai ke mana saja dibanding van dari Pinang. Dari terminal Hadyai, Anda bebas hendak kemana saja di wilayah Thailand. Terminal Hadyai menjadi terminalnya para turis dari segala penjuru dunia.

Semoga catatan sederhana ini dapat jadi pedoman bagi rekan-rekan yang hendak berkunjung ke selatan Thailand, terutama kunjungan ke tiga wilayah konflik yang ditakuti oleh banyak travel Malaysia. Tiga wilayah dimaksud adalah Pattani, Yala, dan Narathiwat, yang semuanya masuk dalam teritorial Patani.[Herman RN]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun