Mohon tunggu...
Herman RN
Herman RN Mohon Tunggu... -

Menyukai buku, terutama budaya dan sastra. Masih belajar menulis dan terus belajar serta belajar terus.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wassalamu

9 Agustus 2012   20:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:01 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sajak Herman RN

kutelusuri deret ukur dalam barisan aksara membentuk pedang

fatah kasrah dlammah tanwin jadi ejaan panjang yang menentukan



kucari deret hitung pada lingkaran wakaf

ain terakhir lenyapkan saktah perjalanan tarikan nafsu

dalam gamak sedak sanksi pula gamang

alif patah pada desak hamzah setelah lam disambung tegak

aku melihat ta marbutah lesap bertitik dua pada hentian lafal

sedang pada akhir napas waw hilang bentuk

ucap membentuk doa yang tak henti

tetapi rangai lain yang ditasdikkan hati

padahal sadar akhir lafal adalah wassalamu

walau dimungkinkan lupa memula pada taqabalallahu

Jeulingke, Asyura’ 1431 H.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun