Mohon tunggu...
Herman RN
Herman RN Mohon Tunggu... -

Menyukai buku, terutama budaya dan sastra. Masih belajar menulis dan terus belajar serta belajar terus.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tunjuki Kami Jalan Pulang

25 Agustus 2010   06:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:44 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pembangunan jalan lintas Banda Aceh-Meulaboh memang sudah dibangun, tetapi hanya sampai kawasan Aceh Besar. Sejak selesai jalan di kawasan Aceh Besar itu, tidak ada lagi kelanjutan pembangunan jalan ke arah sana. Lagi-lagi untuk wilayah peisir barat, mulai Lamno, Aceh Jaya, sampai ke Aceh Selatan, mungkin juga Singkil, jadi marginalisasi pemerintah periode kini.

‘Peng-anaktiri-an’ barat-selatan semakin nyata dengan sudah selesainya pembangunan jalan lintas Gunung Seulawah dan beberapa ruas lainnya di wilayah timur padahal pembangunan jalan wilayah Calang lebih dahulu dikerjakan. Bukan berarti saya tidak menyetujui pembangunan jalan lintasan timur/utara Aceh. Saya sangat sepakat. Akan tetapi, berlaku adillah, karena adil mendekatkan diri pada taqwa (firman Allah swt.) dan menjauhkan diri dari sumpah serapah rakyat jelata.

Kejanggalan atas nama pembangunan jalan kian menyesakkan dada. Belum tuntas di wilayah Calang, kini sudah dibangun pula jalan tembus Aceh Barat melalui Pidie. Jalan lintas tersebut berujung di Gunung Aneuk Manyak, sudah selesai diaspal hotmix sekitar 15 kilometer. Bukankah ini lucu, karena jalan lintas Geumpang masih dapat digunakan. Memang jalan Geumpang itu pangkalnya ada di Beureunuen. Namun, Beureunuen itu kan masih dalam wilayah Pidie. Hemat saya, lebih baik pembangunan jalan lintas Beureunuen-Gempang-Meulaboh yang diperbaiki, bukan malah menebang hutan untuk membuka jalan lain, yang masih tumpang tindih ujungnya dengan jalan dari Beureunuen.

Tunjukkan kami jalan pulang yang sebenarnya untuk wilayah barat-selatan. Hanya ini yang dapat diungkapkan oleh masyarakat, karena doa belum jadi kata. Padahal, jika gubernur dan wakilnya sekarang mau menyelesaikan pembangunan jalan Calang tahun ini, modal kampanye untuk Pilkada ke depan sudah ada. Bukankah kearifan indatu mengajarkan rakyat Aceh untuk selalu ingat kepada yang berjasa? Ibaratnya, “Tajak u pasie tatarek pukat, ladom bak lamat, ladom bak punca. Putéh tuleueng lon di dalam jeurat, mantong teuingat keu guna gata.”
(Sumber: Serambi Indonesia, 25 Agustus 2010)
* Penulis berasal dari barat-selatan Aceh. Domisili di Banda Aceh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun