Tiba-tiba saja aku melonjak riang. Meski terlambat dari jadwal pembukaan PKA V, kehadiran Hamidy tetaplah dibutuhkan dalam perkembangkan sastra Aceh, terutama bidang hikayat saat ini. Hamidy adalah salah satu sosok pelopor memperkenalkan Aceh kepada dunia Melayu secara luas, tentu saja tanpa menafikan Hamzah Fansyuri dengan syair perahunya. Masalah kehadiran terlambat beberapa hari, saya kira bukan persoalan. Presiden saja datang terlambat dari jadwal pembukaan PKA V yang seharusnya. Maka tak salah, jika beberapa sastrawan pun nanti ada yang datang terlambat. Lucu memang, "kenduri" sudah dimulai, hidangan sudah dicicipi, baru presiden datang mengucapkan salam. Tapi sudahlah, anggap saja ini bagian dari serba-serbi PKA V yang memang sudah kelihatan ‘hangat' dibincangkan sejak tiga bulan lalu. Selamat ber-PKA, selamat datang Bapak Melayu UU Hamidy, rindumu adalah rindu kami.
Herman RN, alumni Gemasastrin FKIP Unsyiah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H