Banyak cara untuk dapat meningkatkan imunitas tubuh seperti rutin berolahraga, menghindari rokok dan alkohol, mengkonsumsi sayur dan buah serta meminum suplemen. Suplemen bisa didapatkan salah satunya dengan meminum minuman tradisional yang terdiri dari campuran bahan-bahan alami, atau sering juga disebut dengan jamu. Selain meningkatkan imunitas, jamu juga dapat membersihkan racun dari tubuh dan meringankan peradangan.
Peduli terhadap kesehatan warga agar tidak mudah terpapar Covid-19, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang melaksanakan KKN di Desa Gading, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan mencoba membuat jamu sari temulawak yang dibuat dengan bahan-bahan alami kemudian dibagikan kepada warga di Dusun Wedar, Desa Gading.
Pembuatan jamu sari temulawak ini dilakukan dengan mencampurkan bahan-bahan herbal alami yaitu kunyit, temulawak, dan gula. Cara membuatnya yaitu cuci bersih temulawak dan kunyit lalu parut kedua bahan tersebut secara manual tanpa ada campuran air, setelah selesai diparut diamkan selama 4 jam sehingga akan muncul endapan dan tersisa air murni dari sari temulawak dan kunyit saja. Kemudian campurkan sari murni temulawak dan kunyit tersebut dengan gula dengan perbandingan 1:1 dan sangrai selama 3 jam dengan api kecil hingga membentuk kristal. Setelah membentuk kristal lalu di tumbuk dan siap untuk dikemas. "Kunyit dan temulawak yang terkandung di dalam jamu sari temulawak ini memiliki efek antibakteri, antiradang, antioksidan, mampu mengatasi magh, menambah nafsu makan, dan mampu menurunkan lemah darah," terang Futikhatir Rokhmah.
Minuman jamu kunyit asam ini sangat bagus dikonsumsi setiap hari tanpa menimbulkan efek samping sama sekali.
"Selain memiliki banyak manfaat, untuk mengonsumsinya pun  tergolong cukup mudah. Hanya perlu diseduh dengan air lalu siap untuk diminum, sehingga  para warga tidak perlu ke luar rumah untuk membeli jamu karena bisa dibuat sendiri," ujar Futikhatir.
"Dengan pelatihan ini kami berharap warga dapat memproduksi jamu untuk kebutuhan pribadi maupun untuk kepentingan komersial. Karena di tengah pandemi covid-19 seperti sekarang, jamu sangat dibutuhkan," kata Futikhatir, salah satu Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas PGRI Wiranegara yang sedang KKN di wilayah tersebut,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H