Mohon tunggu...
Pekik Bayumukti Utomo
Pekik Bayumukti Utomo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, Pedagang dan Manusia yang bahagia

He was a quiet but humorous sometimes like weird especially when he felt good again. But if he felt bad again, yes that's how, Actually do not want to bother anyone else. But because it is often troubling himself would sometimes difficult to others. Prefer to be alone, quiet, eat, and listen to good music, want to do good for others but the person does not need to know from whom.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[FFA] Rajin dan Fokus

20 Oktober 2013   23:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:15 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rajin dan Fokus

Oleh: Pekik Bayumukti Utomo (No. Peserta 154)

Ada dua sahabat Badu dan Badi. Keduanya bersahabat sejak sekolah di TK. Badu dan Badi selalu berangkat dan pulang sekolah bersama. Di sekolah Badu dan Badi juga duduk satu meja. Badu orangnya periang dan suka mencoba hal baru. Sedangkan Badi orangnya kutubuku dan  lebih pendiam. Namun mereka sahabat yang terlihat serasi. Mereka punya kesukaan yang sama, bermain bola.

Rumah Badu dan Badi pun tidak terlalu jauh. Mereka tinggal di satu komplek yang sama. Kalau ada tugas sekolah mereka sering mengerjakannya bersama. Badi membantu Badu menyelesaikan tugasnya. Badu sangat senang dibantu oleh Badi. Badu jadi lebih mengerti soal pelajaran di sekolah. Saat bermain bola, Badi diajari oleh Badu. Badu memang pandai bermain bola. Badi ingin bisa pandai bermain bola.

Suatu hari sekolah mereka kedatangan  murid baru. Kata guru murid ini adalah pindahan dari sekolah lain. Namanya Anto. Anto terlihat aktif dan mudah bergaul. Anto duduk disebelah Badu. Badu sangat senang berkenalan dengan Anto. Karena Anto orangnya bersemangat. Anto juga suka dan jago bermain sepakbola sama seperti Badu.

Badu pun mulai akrab dengan Anto. Sayang Anto punya kebiasaan buruk, senang bermain tapi tidak suka belajar. Seusai pulang sekolah Badu sering diajak Anto main bola. Badu sangat senang sekali bisa bermain bola sepulang sekolah. Badu pun kini lebih banyak bermain.

Badu kini lebih suka bermain dengan Anto. Badu lupa belajar.

Badi merasa sedih karena Badu jarang bermain dengannya. Di sekolah pun Badu lebih banyak ngobrol dengan Anto. Badi mengadu pada Ibunya. Badi menceritakan pada Ibu bahwa ia kini jarang bermain dengan Badu.

Ibu merasa iba dengan Badi. Ibu memberikan semangat kepada Badi. Kata Ibu, Badi harus jadi orang pintar, orang pintar pasti banyak temannya kelak. Badi mengikuti kata Ibu. Badi pun tidak bersedih lagi saat tidak diajak main oleh Badu. Badi pun kini lebih banyak belajar.

Ibu Guru mengumumkan bahwa minggu depan akan ada ujian. Anak-anak diminta untuk lebih banyak belajar daripada bermain. Namun, Anto dan Badu malah ngobrol saat guru bicara. Jadinya, Anto dan Badu dihukum berdiri di depan kelas.

Sepulang sekolah Badi mengajak Badu untuk belajar bersama. Namun, Badu menolak karena ia sudah janji dengan Anto untuk bermain bola. Badi agak kecewa, namun ia ingat pesan Ibu agar jangan bersedih. Badi pun segera pulang ke rumahnya untuk belajar. Sedangkan Badu bersama Anto asik bermain.

Hampir setiap hari Anto dan Badu bermain bola. Badu sering dimarahi oleh Ibu Bapaknya,Karena Badu lebih banyak bermainnya ketimbang belajar namun Badu tetap bandel. Ia tetap bermain bola dengan Anto, meski sebentar lagi ada ujian.

Akhirnya waktu ujianpun tiba. Anto dan Badu terlihat lelah. Mereka mengerjakan ujian sambil main-main. Badi heran melihat Anto dan Badu yang masih bermain saat ujian. Badi ingat pesan Ibu, kalau belajar kita pasti akan sukses ujian. Badi mengerjakan ujian dengan serius dan tekun. Bel berbunyi, waktu ujian sudah selesai. Anto dan Budi bergegas menuju lapangan sepakbola untuk bermain bola. Badi segera pulang ke rumah untuk beristirahat.

Keesokan harinya, Ibu guru mengumumkan hasil ujian. Badi mendapatkan nilai tertinggi di kelas. Badi pun sangat senang. Kerjakerasnya untuk belajar tidak sia-sia. Sementara Anto dan Badu mendapatkan nilai terendah. Mereka diminta untuk mengulang ujiannya karena nilainya tidak bagus.

Bu guru memanggil Anto dan Badu ke ruang kepala sekolah. Bu guru bertanya kepada Anto dan Badu kenapa mereka malas belajar. Anto berkata bahwa mereka lebih suka bermain bola ketimbang belajar di sekolah. Ibu guru pun menggeleng-gelengkan kepala. Ibu guru menasehati keduanya, bermain memang menyenangkan tapi belajar juga jangan ditinggalkan. Belajar akan bermanfaat untuk kehidupan kita kelak.

Ibu guru pun memutuskan untuk memanggil orang tua Anto dan Badu. Mereka diajak berdiskusi bersama. Anto dan Badu terlihat memperhatikan percakapan mereka. Anto dan Badu dinilai malas belajar, tapi mereka punya minat dan bakat dalam sepakbola. Anto dan Badu pun ditanya oleh Ibu guru mereka lebih suka belajar atau bermain bola. Anto dan Badu sepakat menjawab lebih suka bermain bola.

Dengan bijaksana, Ibu guru menyarankan agar Anto dan Badu dipindahkan ke sekolah khusus sepakbola, agar bakat mereka dapat diasah dengan baik. Orangtua Anto dan Badu menerima saran tersebut. Mereka akhirnya memindahkan Anto dan Badu ke sekolah sepakbola. Anto dan Badu lebih semangat belajarnya, karena kini mereka belajar apa yang mereka sukai yaitu bermain bola.

Suatu hari sekolah bola mereka mengikuti kejuaraan sepakbola se-nasional. Anto dan Badu masuk tim utama. Karena bakat mereka dan rajinnya mereka belajar bola, mereka menjadi juara. Orang tua Anto da Badu pun bangga kepada anak mereka. Mereka berharap suatu saat anak mereka bisa masuk tim nasional dan membawa nama harum bangsa.

Badi sahabat Badu sejak kecil mendoakan sahabatnya sukses menjadi pemain sepakbola, begitupun Badu mendoakan Badi sahabatnya menjadi orang pintar yang berguna kelak.

NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community

Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun