Tanggal 11 Oktober 2021 merupakan hari pengumuman atas diterimanya peserta Pejuang Muda yang ada di seluruh Indonesia. Program Pejuang Muda Kementerian Sosial hadir sebagai kegiatan magang yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka di mana mahasiswa merupakan aktor utama dalam memecahkan masalah sosial secara kreatif dan inovatif berbasis pengalaman.
Ada 11 mahasiswa FISIP UIN Walisongo yang diterima di program Pejuang Muda. 11 mahasiswa FISIP tersebut berasal dari program studi Sosiologi yang berjumlah 4 orang dan mahasiswa program studi Ilmu Politik yang berjumlah 7 orang. 11 mahasiswa tersebut memiliki lokasi penempatan yang berbeda-beda, ada yang ditempatkan di Bangka, Bangka Barat, Gunung Kidul, Jeneponto, Jepara, Kab. Semarang, Ngawi, Sumba Tengah, dan Sukoharjo.Â
Salah satu dari 11 mahasiswa FISIP UIN Walisongo ditempatkan di Kabupaten Sukoharjo yaitu Galih Rahmat Dani. Galih mendapatkan penempatan tersebut seusai apa yang ia pilih saat mendaftar Program Pejuang Muda.
"Kabupaten Sukoharjo merupakan kampung halaman saya, jadi kenapa saya memilih Sukoharjo karena saya ingin mengembangkan sesuatu yang ada di kampung halaman saya sendiri, terlebih lagi saya ingin mengimplementasikan ilmu yang saya dapat dari perkuliahan untuk membangun kampung halaman saya sendiri," ujar Galih.Â
Sukoharjo merupakan kabupaten yang memiliki 12 kecamatan yang terdiri dari 167 desa/kelurahan. Kecamatan Polokarto merupakan salah satu dari 12 kecamatan yang berada di Sukoharjo sekaligus menjadi tempat Pejuang Muda Kabupaten Sukoharjo dalam melaksanakan program team-based project, yaitu mengadakan Sosialisasi Pembuatan Kaldu Jamur di Desa Polokarto.
"Kecamatan Polokarto merupakan salah satu kecamatan yang memiliki berbagai macam UMKM salah satunya adalah pembudidayaan jamur yang terdapat di Desa Polokarto Kecamatan Polokarto, Sukoharjo. Selain alasan tersebut kami Pejuang Muda Sukoharjo sangat tertarik untuk meningkatkan kembali daya jual jamur yang sebelumnya turun dikarenakan adanya penyebaran virus Covid-19 yang membuat pemerintah membuat kebijakan PSSB yang merupakan faktor utama anjloknya daya beli masyarakat padahal jika pengembangannya dimaksimalkan, budidaya jamur menjadi komoditas unggulan," Kata Yunita Retno Ika Pertiwi (Koordinator Pejuang Muda Kabupaten Sukoharjo).
Sosialisasi pembuatan kaldu jamur ini dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 2021, dua hari sebelum program Pejuang Muda ini selesai. Kegiatan sosialisasi ini kami laksanakan di Kube Asoka Wijaya III, merupakan salah satu tempat pembudidayaan jamur yang berada di bawah naungan Kementerian Sosial.
"Saya sangat tertarik dan ingin mencoba membuat inovasi jamur kali ini, karena menurut saya Polokarto merupakan agro jamur yang besar tetapi diversifikasi produk jamur masih belum dioptimalkan," menurut Ibu Wahyuni (salah satu peserta sosialisasi pelatihan).
Dengan selesainya program pemberdayaan tersebut Pejuang Muda Kabupaten Sukoharjo dikembalikan ke tempat asalnya  masing-masing pada tanggal 20 Desember 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H