Mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Walisongo Semarang, Tiara Avianita berhasil lulus dalam seleksi program yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial untuk melakukan pengabdian di Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung yang dilaksanakan pada 17 Oktober-20 Desember 2021.
Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa FISIP ini adalah melakukan Verifikasi dan Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan melakukan pemberdayaan masyarakat dengan melihat potensi yang dimiliki masyarakat dan segala permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Kabupaten Bangka, Bangka Belitung.Â
"Pusdatin sendiri memberikan data sebanyak sebanyak 7.749 yang terdiri dari kelompok penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan berhasil memutakhirkan 2800 DTKS dalam waktu kurang lebih 2 bulan," ujar Tiara.
Kegiatan lain yang dilakukan yaitu Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pemasaran Digital Produk Khas Kepulauan Bangka Belitung yang bernama Rusip. Lokasi yang dijadikan sebagai tempat pemberdayaan yaitu Kelurahan Sinar Baru, Kecamatan Sungailiat, Kab. Bangka.Â
"Pemilihan lokasi atas dasar pertimbangan tim dan hasil diskusi oleh koordinator wilayah dan beberapa pihak lainnya, serta melihat potensi masyarakat sekitar yang kurang dalam melakukan pemasaran digital dan cara menarik perhatian pembeli," ujar Tiara.
Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan mendapat respon dan mendapat sambutan yang sangat baik dari berbagai pihak, di mana pemberdayaan ini didukung penuh oleh pihak kelurahan. Peserta yang mengikuti pemberdayaan ini juga datang atas dasar keinginan sendiri tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Pelaksanaan pemberdayaan ini dilakukan pada tanggal 14 Desember-15 Desember 2021 yang diikuti oleh 15 peserta yang terdiri dari masyarakat Kelurahan Sinar Baru yang memproduksi Rusip.Â
Fokus pemberdayaan masyarakat ini terbagi menjadi dua, yaitu memberikan pemahaman kepada pembuat rusip mengenai pemasaran produk secara digital dan memberikan pemahaman mengenai pengemasan yang lebih baik untuk menarik perhatian pembeli.
"Saya sendiri sangat senang saat tahu bahwa ada sosialisasi pemberdayaan masyarakat melalui produk Rusip ini, karena sosialisasi ini mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat yang memproduksi Rusip. Terutama soal pemasaran, karena kita di sini menjual Rusip itu hanya dari warung ke warung," ujar salah satu peserta.
Dengan diadakannya sosialisasi pemberdayaan masyarakat melalui produk Rusip ini, para pembuat Rusip menjadi lebih mengerti mengenai pemasaran digital dan juga pengemasan produk yang jauh lebih baik. Serta melalui program ini, mahasiswa diharapkan mampu belajar dari masyarakat sekaligus berkolaborasi dengan pemerintah daerah, tokoh masyarakat, tokoh agama setempat serta seluruh stakeholder penggerak sosial di daerah penempatan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H