Suku,Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) menjadi senjata utama bagi sekelompok orang untuk memenangkan kekuasaan. Seperti di Jakarta bagaimana Ahok tumbang dengan isu SARA dan massif setelah ahok diduga salah berucap.
Lalu bagaimana dengan Jawa Barat? Dikatakan oleh sebagian banyak orang sebagai penyumbang aksi massa yang berjilid - jilid tersebut berasal dari Jawa Barat dan apakah Pilgub Jabar yang tinggal setahun ini akan diramaikan dengan isu yang sama? Jawabannya sedang berlangsung dan target utamanya adalah Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi salah satu tokoh yang akan maju di Pilgub Jabar. Bupati yang terkenal eksentrik ini bisa dikatakan mudah untuk diterpa isu agama. Pertama Dedi merupakan budayawan yang menjadi birokrat kebijakannya yang membawa kearifan lokal dan kultur daerah menjadi senjata utama bagi pesaingnya menembakan isu tersebut, kedua pertama menjabat di Purwakarta sebagai bupati dirinya membawa pemikiran akan tradisi masyarakat sunda yang sering dikaitkan oleh para pesaing politiknya dengan membawa sunda wiwitan belum lagi menghadirkan tokoh wayang golek dalam bentuk arsitektur patung yang dianggap oleh sekelompok ormas merupakan berhala,ketiga kasus diduga menistakan agama padahal hal tersebut tidaklah terbukti berdasarkan Surat Polda Jabar Nomor B/278/IV/2016 Ditreskrimun kasus tersebut tidak bisa dilanjutkan karena tidak terbukti dugaan penistaan agama.
Tiga dasar itulah yang mulai ditembakan oleh para pesaingnya, walaupun belum secara masif hanya riak kecil akan tetapi berpolitik menggunakan Isu SARA bukanlah cara berpolitik yang sehat, tetapi kesatria berkuda yang sangat pecundang, walaupun dalam berpolitik hal itu lumrah digunakan, ya contohnya Ahok.
Tembakan tersebut dimulai dengan secara tiba - tiba dimana ada sekelompok orang  yang mangaku kader golkar dan menolak Dedi dengan alasan serupa, selang beberapa hari ada gerakan yang mengatasnamakan ulama membentuk aliansi asal bukan dedi dan mengirimkan surat pernyataan Golkar harus menarik dukungan. Bukan hanya itu disosmedpun akun bermunculan dengan meramaikan isu - isu SARA. Mungkin isu SARA menjadi pilihan pertama sebagai peluru padahal sejatinya dalam berpolitik biarkan gagasan, visi misi dalam merebut hati masyarakat.
Lalu siapakah yang memegang pistol isu SARA tersebut, yang jelas mereka para pesaing yang ingin maju juga, bahkan mengutip dari pernyataan Sekjen Golkar Jawa Barat bahwa orang yang selama ini membuat gerakan menolak Dedi Mulyadi adalah sekelompok orang yang sudah memiliki calon sendiri bahkan baik yang di Cirebon maupun di Subang mereka dikatakan datang dalam deklrasi seorang calon beberapa waktu yang lalu.
Lalu pistol tersebut siapa yang memegang, yang jelas orang yang tidak ingin Dedi Mulyadi maju di Pilgub Jabar yang pastinya memiliki alasan tersendiri secara politik baik jangka panjang maupun jangka pendek. Mengapa Dedi Mulyadi yang ditembak isu tersebut berarti Dedi merupakan salah satu figur yang harus diwaspadai terlebih Golkar dan PDIP berkoalisi bahkan gaung Dedi Mulyadi dan Puti Guntur Soekarno mulai menyeruak yang dimana bisa jadi Dedi - Puti salah satu calon kuat bisa memenangkan Pilgub. Lalu siapakah Dedi Mulyadi? Pemimpin Kabupaten terkecil kedua di Jawa Barat,lalu mengapa pesaingnya harus menjegalnya?.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H