Mohon tunggu...
pejalan damai
pejalan damai Mohon Tunggu... -

damai untuk bumi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mata Pelajaran: Pengantar Sejarah Politik Indonesia

22 Oktober 2014   00:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:12 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhirnya kita sudah mempunyai Presiden dan Wakil Presiden baru. Banyak sekali harapan dilimpahkan kepada mereka berdua. Harapan ini bukan sebuah pemberian gratis, dan akan diminta pertanggungjawabannya setidaknya lima tahun kedepan. Dan akan pula menjadi catatan sejarah bagi kehidupan berbangsa dan bernegara dimana sebagian besar rakyat Indonesia akan mengenangnya. Mungkin juga pada sebuah pelajaran sejarah dalam 20-30 tahun mendatang akan diuraikan bagaimana tindaktanduk pemerintah periode 2014-2019. Penilaian dari pengamat-guru-dosen dan diskusi murid dari sekolah dasar maupun mahasiswa akan riuh membahas dialektika sejarah politik Indonesia beserta pernak perniknya. Tentu itu semua (baik buruk) tergantung bagaimana pengemban amanat rakyat ini bertindak selama menjabat. Dengan kata lain kita sedang menulis sejarah untuk anak cucu kita nanti.

Lalu apa yang diharapkan isi dari pelajaran sejarah yang akan dituturkan oleh para guru, dosen, kepada anak didiknya? Atau orang tua yang akan bercerita kepada anaknya tentang bagaimana peradaban Indonesia itu dibangun? Saya berpikir sekaligus berharap setidaknya ada beberapa ulasan mengenai pasangan Jokowi-JK yang akan diceritakan kepada generasi berikutnya dengan rasa bangga. Kurang lebih sama seperti saat ini ketika guru, dosen, orangtua, simbah yang menceritakan dengan bangga bagaimana Soekarno dan kawan-kawan berjuang. Cerita itu antara lain….

1. Pemilu 2014 ditandai dengan gerakan relawan yang menguat sebagai arus baru kekuatan politik. Efek dari ketidakpercayaan kepada partai politik dan orang-orang yang kala itu (sekarang) sedang dilanda penyakit korupsi yang akut. Hampir semua sendi dihinggapi penyakit korup, tak kurang elit dan penyelenggara negara harus tersandung kasus korupsi. Termasuk lingkar istana sekalipun. Gerakan relawan ini pada akhirnya menyadarkan partai politik untuk melakukan pembenahan diri dan menjadi pilar utama demokrasi. Partai menjadi alat perjuangan ideology untuk mensejahterakan rakyat bukan diisi oleh senyawa oligarkhi pemburu rente.

2.Memenangi pemilu dan resmi dilantik. Presiden Jokowi yang mempunyai tagline “Jokowi adalah kita” memberi harapan baru bagi lebih dari 200 juta rakyat yang dipimpinnya. Lahir bukan dari keluarga elite secara ekonomi maupun politik, seorang anak tukang kayu, mampu melesat menjadi orang no satu di republik. Rekam jejaknya bersih sejak dari walikota, gubernur, dan akhirnya presiden mengajarkan semua orang bisa dan sama haknya untuk jadi pemimpin, asal mempunyai kapasitas, konsisten dalam memperjuangkan kepentingan rakyat

3.Kabinet Jokowi berisi orang-orang kompeten-punya rekam jejak yang bersih, diawali dengan pemilihan orang yang tepat, menolak politik transaksional,  meski mendapat tekanan dari berbagai penjuru tetap tegar karena rakyat berdiri mendukung dibelakangnya.

4.Yang paling utama dari perjalanan pemerintahan periode 2014-2019 adalah lahirnya kebijakan-kebijakan yang pro rakyat. Mulai dari a) Pemerataan pendidikan mulai dari fasilitas fisik, guru, maupun kualitas pendidikan yang benar-benar membangun manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan yang membebaskan.  Semua pelayanan public mulai dari pembuatan KTP dan nikah gratis…proses cepat dan transparan, b) pelayanan kesehatan yg bermutu. tidak ada lagi cerita rumahsakit yang berani menolak pasien meskipun pasien tersebut miskin, c) renegosiasi kontrak pertambangan yang tidak adil, d) menjadi lumbung pangan dunia, sehingga tidak ada lagi cerita impor bahan makanan yang bisa diproduksi didalam negeri, e) infrastruktur yang terus membaik sampai pelosok desa, f) dari tahun 2014 itulah Trisakti menemukan jalan pengejawantahannya…

5.Demokrasi yang semakin matang. Rakyat mempunyai kecerdasan untuk selalu berpartisipasi dan terlibat aktif dalam penyelenggaran negara. Angka golongan putih pun menurun karena proses pemilu benar-benar dijadikan sarana penyaluran aspirasi. Seleksi kepemimpinan daerah berlangsung sehat dan mampu meredam konflik horizontal. Kegembiraan politik selalu hadir dalam keseharian kehidupan. Birokrasi pun menjadi sigap dan professional…peminat lowongan cpns tidak sebanyak sekarang….hahahahaha karena setiap orang menjadi kreatif untuk bekerja dan membuka lowongan kerja

6.Dalam pergaulan internasional, Indonesia menjadi motor penggerak kawasan Asean. Negara berpenduduk muslim terbesar dengan kematangan demokrasi mampu berbicara dan berperan aktif dalam forum PBB dan forum iInternasional lainnya. Bahasa Indonesia pun mulai banyak dipelajari oleh penduduk dunia karena merasa berkepentingan terhadap Indonesia.

Karena Jokowi adalah presiden ke 7, maka sementara tujuh point saja dulu ya sebagai pengantar…(mekso bangett). Anyway, selamat buat bangsa Indonesia…saatnya Work smart Play hard !!!

#XinXia

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun