Mohon tunggu...
pejalan damai
pejalan damai Mohon Tunggu... -

damai untuk bumi

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kernmantel

23 Februari 2015   02:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:41 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bergadang dan kemudian disusul dengan tidur di basecamp mapala adalah hal yang sangat wajar. Bahkan terbilang menyenangkan. Suasana kekeluargaanlah yang bisa menjelaskan bagaimana setiap mapala begitu gemar berkumpul bercanda berkegiatan hingga lupa waktu dan seringpula lupa kuliah. Saya termasuk bagian didalamnya. Namun sedikit pun tidak menyesalinya.
Dan malam itu, tidak ada rencana utk menginap, hingga pukul 22.30 kita berkemas utk pulang. Apa daya, pintu sekber sudah dikunci. Alhasil, Malam itu kita menginap bersama yang lain. Hal yg sudah lama sekali tdk saya lakukan. Pagi pun menjelang, dan pintu ternyata tak kunjung dibuka oleh satpam.

Bukan mapala kalo kehilangan akal. Salah satu dr Kita mengambil Kernmantel dan perangkat SRT utk turun dari lantai dua. Menghampiri satpam dan membukakan pintu demi kemaslahatan para penjaga malam.

"Kernmantel" alat yg mempunyai mengingatkan saya pada banyak hal. Dulu alat ini terbilang mahal dan mapala tempat Kita bernaung hanya memiliki dua atau tiga (lupa gk update). Selalu ingin rasanya punya duit hasil kegiatan utk beli alat tsb. Saat itu, wall climbing dan Kernmantel adalah impian.

Sering pula Kita menjadikan "Kernmantel" utk candaan. Siapa yg bisa mendapatkan gadis impian maka akan bernadzar membeli kernmantel. Saya pun ikut larut dalam candaan tsb. Bahkan dalam batin terdalam, hal tsb bukanlah candaan. Ingin benar merealisasikan jika memang mendapatkan sosok yg benar benar diimpikan.

Saat Kernmantel keluar dari lemari alat, saya langsung teringat dan berharap bisa mewujudkannya. Apalagi jika Tuhan memudahkan jalan dua orang alumni mapala ini melangkah ke perjanjian suci pernikahan. Seperti yg sudah dibayangkan, dibicarakan, dan sedang diusahakan, semua masih dalam proses. Semoga Alam mengamini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun