Mohon tunggu...
pejalan damai
pejalan damai Mohon Tunggu... -

damai untuk bumi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ical-Munas Partai Golkar dan Partai Baru

20 November 2014   05:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:21 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Geliat di tubuh beringin terus menguat jelang Munas. Setidaknya diwakili oleh Kubu Ical dan bukan kubu Ical. Atau lebih luas adalah yang ingin membawa gerbong Golkar merapat ke Jokowi atau yang akan tetap kukuh di kubu KMP. Silang sengkarut ini membuat dinamika di Partai Golkar terus memanas dan diperkirakan akan mencapai puncak saat Munas berlangsung. Jika tidak bisa mengelola konflik dengan baik maka kejadian setelah Munas-seperti Munas sebelumnya- ada yang keluar dan mendirikan partai baru bukanlah hal yang tidak mungkin.

Setidaknya Ical sudah mengingatkan untuk kader yang kalah bersaing tidak keluar dari Partai dan tetap bahu membahu membangun Partai Golkar. Disini jelas terbaca bahwa kekuatan kubu non-Ical tidak bisa dianggap remeh. Saya sendiri berpendapat PG dibawah kepemimpinan Ical tidak sebaik periode sebelumnya. Namun dengan kacamata lebih besar, berharap Ical kembali memenangi Munas dan duduk manis sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode kedua. Sederhana saja, PG akan tetap di KMP dan rakyat akan disuguhi perbedaan yang jelas antar dua kubu.

Bersamaan dengan itu, berharap kader-kader generasi muda macam Priyo BS, Agun Gumiwang, Nusron Wahid, Indra J Pilliang dll berani mengambil langkah revolusioner. Keluar dari Golkar dan membentuk partai baru. Bisa jadi dengan mendudukkan Jusuf Kalla atau justru membentuk kepemimpinan kolektif kolegial dengan bergilir diantara beberapa orang yang dianggap mampu. Melihat gerbong muda PG, nampaknya tidak ada yang kuat secara financial semacam Surya Paloh, Wiranto, Prabowo Subianto. Tiga orang terakhir berani keluar dari PG dan membentuk partai baru. Sampai saat ini Partai besutan mereka bertiga lumayan memberi dimensi baru dalam perpolitikan Indonesia.

Gerbong muda ditubuh PG diyakini mempunyai basis kuat dimasing-masing daerah. Maka secara basis massa rasanya tidak perlu khawatir. Ditambah integritas generasi muda ini cukup menjanjikan dikalangan massa rakyat. Hanya saja, mereka kelihatannya tidak mempunyai cukup gizi alias uang. Membangun partai baru tidak bisa dilepaskan dengan kehadiran kekuatan financial. Namun dengan trackrecord selama ini, rasanya tidak sulit untuk mereka membangun gerakan politik baru. Pasti akan ada donator, pengusaha ataupun simpatisan yang akan mendukung sejauh platform visi misi yang ditawarkan jelas.

Lalu seberapa berani dan seberapa besar kemungkinan akan lahirnya partai baru pecahan dari Partai Golkar? Saya hanya memprediksi, jika DPP dan kubu Ical terlalu memaksakan kehendak dan bersifat babat habis maka hal itu akan sangat mungkin terjadi. Kritik internal selama ini adalah DPP dirasa terlalu eksklusif dan tidak/jarang melibatkan DPD II untuk sekedar mendengarkan aspirasi. Ditengarai DPP sudah begitu solid mendukung Ical, begitu juga DPD I.  Jika gaya babat habis dan ruang dialog dibuat terbatas dan sempit maka efek kekecewaan akan terus menggumpal menemukan momentumnya. Belajar dari gaya PG di KMP, maka sikap babat habis ini menjad karakter Ical. Mungkin genetic pengusaha besar yang sudah mendarah daging mempengaruhi perilaku politik. Lihat saja, DPR kisruh dan butuh waktu untuk menemukan titik temu keseimbangan baru. Itu pun berlangsung a lot.

Jika gaya tersebut masih dianut dalam pelaksanaan Munas, didukung kekuatan financial Ical juga masih bertaji maka sangat mungkin saat Munas akan terjadi kisruh-deadlock-atau apapun namanya. Disinilah nanti karakter dari masing-masing kader akan terlihat. Situasi krisis akan membuat seluruh kader berani menentukan sikap politiknya. Jikapun Munas berakhir dengan Ical sebagai pemenang, selama proses internal tidak memberi ruang kepada ppihak yang berbeda pendapat, tidak heran kubu sebelah akan mencari ruang yang lain. Ruang di luar tubuh Partai Golkar.

Sampai saat ini saya melihat rakyat masih melihat kepemimpinan Jokowi-JK berada dalam track yang benar. Jika terus secara vulgar berada di kubu KMP, maka PG akan menggali kubur sendiri dalam kontestasi pemilu 2019. Sementara saat ini, lapisan rakyat yang terdidik dan melek secara politik semakin membesar. Berarti ada peluang terbuka untuk hadirnya partai baru yang dianggap bisa membawa percepatan perubahan. Mau dan beranikah generasi muda di tubuh Partai Golkar ini keluar dan membentuk partai baru? Jika gelaran Munas menasbihkan Ical kembali menjadi orang nomor satu, semoga gerbong ini tidak perlu ragu membentuk-membangun gerakan politik baru…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun