Hal ini semakin mendorong perubahan lingkungan alamiah di Jawa menuju ke arah kerusakan. Ditambah industrialisasi membuang limbah hasil industri secara masif, sehingga banyak sungai di Jawa mengalami penurunan kualitas dalam tempo yang singkat. Seperti di Teluk Jakarta, yang penuh dengan limbah industri dan domestik, bersampur dengan sampah dari 12 sungai yang mengalir di Jakarta.
Begitu juga di sungai (Ci) Tarum dan sungai lainnya di Pulau Jawa. Bisa dibayangkan optimalisasi fungsi laut sebagai penyerap karbon dioksida berkurang drastis, akibat berbagai zat pencemar. Intinya lingkungan hidup sekali lagi mendapat tekanan serius.
Kesadaran untuk mengembalikan lingkungan Pulau Jawa pada kondisi alamiahnya jelas tidak mudah. Penyelamatan pada lingkungan hidup baik di daratan atau di lautan, menghadapi tekanan dari penduduk yang terus mengeksploitasi sumber daya yang ada di dalamnya. Pulau Jawa menjadi semakin terdesak dengan aktivitas ekonomi penduduknya.
Langkah yang dilakukan berbagai pihak, untuk mencegah terjadinya kerusakan belum berlangsung masif. Masih butuh tangan semua pihak, untuk menyadari dan selanjutnya melakukan aksi untuk bergerak bersama menyelamatkan lingkungan hidup di Pulau Jawa. Upaya mitigasi menjadi salah satu fokus garapan ke depan.
Semua pihak perlu merancang agenda mitigasi, tidak saja untuk menahan laju kerusakan, tapi ini demi kelangsungan hidup di bumi, yang sudah semakin terdesak. Agenda 21 baik global, nasional, dan lokal perlu disinergikan bersama, melibatkan semua pihak, untuk bersama bergerak menyelamatkan lingkungan.
Langkah skala besar, menengah dan kecil perlu dirancang. Dalam lingkungan keluarga, tiap keluarga perlu diberi kesadaran, menghemat energi dan air, menciptakan katahan dan kemandirian pangan, dengan bercocok tanam pada lingkungan rumah dan sekitarnya, juga partisipasi pada pencegahan peningkatan gas rumah kaca. Semua perlu dirancang bersama, disosialisasikan, selanjutnya ditindaklanjuti dalam bentuk aksi nyata (gerakan).
Dalam skala nasional, tiap kementerian perlu merancang anggaran dan program yang pro-mitigasi perubahan iklim. Agenda belanja pemerintah diprioritaskan pada teknologi ramah lingkungan, juga penggunaan bahan dan material ramah lingkungan, untuk semua proyek yang dikerjakan pemerintah.
Agenda mempercepat target penggunaan energi ramah lingkungan juga perlu terus didorong. Semua itu perlu dilakukan secara bersama-sama dengan melibatkan semua pihak. Ini jalan yang paling mungkin dilakukan, agar bumi kita tidak semakin rusak, dan kehidupan di bumi dapat dilangsungkan oleh anak cucu ke depan.
Penulis: Ahmad Munir, Pemerhati Ruang dan Lingkungan Hidup
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H