Setelah sekian lama, Indonesia mendapatkan kesempatan untuk bertanding pada ajang sepak bola yang paling bergengsi di dunia. Seluruh warga menonton pertandingan-pertandingan dengan penuh ketegangan.
Indonesia hanya pernah bermain sekali pada Piala Dunia, yakni pada tahun 1938. Bahkan pada saat itu, Indonesia masih dicatat dengan nama Hindia Belanda. Kini, lebih dari 85 tahun kemudian, Indonesia memiliki kesempatan yang sangat baik untuk bermain di Piala Dunia 2026.Â
Timnas Indonesia sedang bermain di tahap ketiga kualifikasi Piala Dunia zona Asia. Walau sudah berada di tahap terakhir, hasil pertandingan-pertandingan sejauh ini menunjukan bahwa timnas Indonesia masih perlu meningkatkan beberapa aspek permainan mereka.
Kesulitan Dahulu
Timnas Indonesia sudah bisa mencapai tahap akhir dalam kualifikasi Piala Dunia 2026. Sebelumnya timnas Indonesia hanya sampai pada tahap ketiga untuk kualifikasi Piala Dunia 2014. Bedanya, timnas Indonesia kalah pada semua pertandingan tersebut dengan kebobolan 26 gol.Â
Akan tetapi, sejauh ini Indonesia dapat berakhir dengan 3 poin dari 4 pertandingan, 3 seri dan 1 kalah. Semua itu berkat kualitas timnas yang lebih baik dibandingkan dengan dulu.Â
Perbedaan kemampuan pemain ini nampak karena timnas Indonesia sekarang memiliki lebih banyak pemain naturalisasi daripada dulu. Terdapat 17 pemain naturalisasi timnas Indonesia yang bertanding pada kualifikasi Piala Dunia.Â
Kondisi ini sangat berbeda dengan jumlah pemain naturalisasi Indonesia 20 tahun yang lalu. Ketum PSSI pada saat itu, Nurdin Halid, berencana untuk melakukan naturalisasi. Namun, rencana ini gagal karena ada banyak pihak yang tidak setuju dengan pemain luar negeri yang bermain untuk timnas Indonesia.Â
Kekeringan pemain naturalisasi ini berlanjut hingga tahun 2010 ketika penyerang kelahiran Uruguay Cristian Gonzales memilih untuk membela timnas Indonesia. Performanya membuat masyarakat Indonesia terpukau, membuat masyarakat lebih toleran terhadap ide pemain naturalisasi.
Sangat sulit bagi timnas Indonesia untuk bertanding dengan negara lain pada tahun-tahun yang lalu karena banyak kendala dalam pembinaan sepak bola Indonesia. Mulai dari pengelolaan liga sepak bola Indonesia hingga pandangan masyarakat membatasi kemampuan timnas Indonesia.Â
Pembinaan pemain muda membuat timnas Indonesia kesulitan untuk mempertahankan kualitas secara jangka panjang. Pemain naturalisasi juga tidak hampir tidak ada karena banyak orang yang tidak setuju dengan rencana itu. Akan tetapi, sekarang sudah berbeda.