Â
"Gila Lo Dro, mana ada Gubernur yang berani ngegeser keluarga Dinasti Bu Atut," kata seorang kawan kalau saya pulang ke Banten dan  mengobrol politik. Saya paham maksud pernyataan  kawan saya itu.  Selama ini  keluarga Atut atau orang-orang dekat Bu Atut  tak tersentuh di posisi-posisi basah. Ada keponakannya yang bertahun-tahun tak pernah pindah di Badan Pendapatan Daerah, dinas impian para ASN di Banten. Â
Rezim Rano Karno berganti ke Pj. Nata Irawan, pindah rezim Wahidin Halim, mereka terus nangkring tak tergoyahkan. Ada Sekretaris Daerah (Sekda) pada jamannya Rano Karno mencoba mengotak-atik staf dan pejabat di Bapenda. Baru saja menggeser-geser dan mutasi staf, malah beliau  yang kalah. Aibnnya menguap kemana-mana, kesalahannya terus terekpose hingga ia terjungkal dan dipecat sebagai Sekda.
Tapi kali ini pernyataan kawan saya terbantahkan. Seorang Pejabat Gubernur yang tadinya  tak pernah diperhitungkan kini melesat ke permukaan. Bak seorang musafir dari timur jauh, ia ditugasi utuk menertibkan Banten yang crowded. Dia adalah Al-Muktabar, Sang Kontroversial. Tiga bulan pertama Banten bising atas kebijakan-kebijakan kontroversialnya dan tidak biasa. Kebijakan atas politik anggaran, manajemen kepegawaian pemerintahan, idenya yang meloncat soal pembelajaran metaverse dan lain sebagainya. Al-Muktabar menghadapi arus besar yang siap menghantam dirinya.Â
Mulanya adalah  politik anggaran. Banyak yang menilai lelaki yang pernah menjadi asisten khusus Mendagri Soeryadi Soedirja ini akan menampung aspirasi kekuatan politik yang mendukungya,salah satu parpol terbesar di republik ini. Atau setidaknya ia akan dikendalikan oleh elit-elit partai ini. Karena secara kasat mata, elit-elit partai ini wara-wiri mendampingi dan mengambil pengaruh  sebagai pengendali Pj Gubernur.Â
Bahkan, secara terang-terangan elit partai ini berani memanggil kepala OPD-OPD ke kantornya untuk mendoktrin berbagai rencana dengan alasan kepentingan partai. Kepala kepala OPD banyak yang kecele. Mereka turuti aspirasi elit ini, bahkan beberapa proyek dan kegiatan diambil alih oleh si elit. Â Â
Bukan Kaleng-Kaleng
Al-Muktabar tentu bukanlah cupu. Sebagai seorang ASN senior ia paham menghadapi elit partai yang berselancar. Jika dibiarkan situasi ini berpengaruh pada dirinya sebagai  nahkoda Banten yang dipercaya penuh kepada Presiden. Al, paham bandul kekuasaannya berada  pada Presiden Jokowi bukan kepada elit partai di Banten.  Karena itulah Al-Muktabar melakukan langkah jitu dan taktis. Ia biarkan anggaran kitu menjadi mekanisme normatif bersama DPDR sebagai Lembaga bujeting. Tidak ada hidangan khusus untuk partai tertentu. Ia menganggap partai-partai yang berada di parlemen itu juga adalah koalisi Jokowi yang harus diberikan kesempatan. Perintah Jokowi jelas, Bekerja Untuk Masyarakat Banten! Al Muktabar tegak loros kepada Presiden Jokowi.
Maka pada triwulan kedua, mulai tampak, AlMuktabar melakukan konsolidasi terhadap kepala-kepala OPD agar tidak mudah dipengaruhi oleh kelompok tertentu. Walhasil menimbulkan kegeraman dari partai yang merasa menjadi barisan terdepan membela AlMuktabar. Saya kira bukan ia lupa terhadap jasa dan perjuangan seseorang atau kelompok tertentu, namun Al cukup memahami siapa yang harus dilayani dan diberikan reward.
 Al juga tidak menutup mata orang yang bersungguh-sungguh membantu dirinya dan orang yang berpura-pura hanya untuk mendapatkan kue APBD. Al, ASN yang cerdas, ia tidak memerintah kepala OPD untuk membantu kelompok tertentu namun juga tidak mencegahnya. Ia biarkan OPD kitu berselancar dan dia monitoring. Al tidak ingin terjebak pada permainan. Mereka yang bermain, mereka yang harus menanggung sendiri, kira-kira begitu jalan pikirannya.
Yang tak kalah menarik ya ini, terkait komposisi kepegawaian yang baru saja dilantik. Sudah sejak lama, beberapa kelompok yang merasa berjasa itu, mulai menyusun strategi. Ingin mendudukana orang-orangnya di tempat yang dia inginkan. Tujuannya adalah untuk memuluskan pengambilan kue APBD. Sudah sangat jelas ada orang yang melakukan claim, dan banyak yang datang ke tempatnya untuk mutasi atau promosi.Â