Dalam hal ibadah, ada banyak sekali aturan dan hukum-hukum yang mengatur dalam sudut pandang Agama Islam. Selain tubuh yang harus bersih dari hadas kecil maupun besar, pakaian dan tempat pun memiliki kedudukan yang sama, berperan penting di dalamnya. Tidak hanya menutup aurat, pakaian juga harus rapi dan bersih. Pun demikian tempat ibadahnya.Â
Pada beberapa kesempatan taat kala duduk bersama sahabat-sahabat, baik dalam rangka ngopi bareng sembari bincang santai atau lesehan bersama di majelis tercinta, daku seringkali mendengar nasihat baik, salah satunya mengenai sajadah. Benda satu ini menjadi bagian yang cukup krusial dan penting, sebagai pijakan atau alas duduk maupun berdiri guna menunjang kenyamanan dalam beribadah; baik shalat, dzikir, dan lainnya.
Ini unik, terkesan sepele. Namun, dari segi ilmu pengetahuan dan kemaslahatannya, masya Allah banget, sangat-sangat bermanfaat. Penting untuk kita ketahui. Biasanya ketika kita sudah selesai menggunakan sajadah, asal taruh saja, asal lipat, yang penting beres dan rapi. Padahal ada suatu rahasia baik yang seharusnya diperhatikan.
Ada banyak cara melipat sajadah yang dianjurkan oleh para ulama, dan guru-guru. Pertama; melipat sajadah harus dibalik (bagian atas yang dilipat), hal ini agar ketika sajadah ditaruh di tempat terbuka, bagian atas sajadah tidak kotor (tidak dijatuhi atau terkena kotoran cicak dan lainnya).
Kedua; melipat sajadah selain bagian atas yang dilipat, juga harus sesuai koordinatnya. Bagian atas bertemu dengan bagian atas dan bagian bawah bertemu dengan bagian bawah. Dalam suatu pertemuan dengan salah satu ulama di majelis, beliau pernah berkata bahwa hal ini dilakukan agar bagian atas yang digunakan untuk kepala kita bersujud tidak bertemu dengan bagian bawah yang digunakan untuk kaki berpijak. Sebab kepala lebih utama kedudukannya dari pada kaki.Â
Pembaca budiman, agar lebih jelas dalam penjelasan di atas, perhatikan lampiran gambar di bagian bawah.Â
Demikianlah poin penting yang bisa kita teladani dari sajadah yang kita gunakan untuk beribadah kepada Allah. Segala hal baik, alangkah indahnya jika dapat kita ambil hikmahnya dan terapkan dalam kehidupan, dan kita bagikan kepada orang-orang terdekat kita. Agar kebaikan terus berlangsung dan kontinu. Wallahu Alam.
Salam, Pecandu Sastra
Lampiran: