"Betapa nikmatnya jika iman terpatri kokoh dalam jiwa dan menjadikan dunia hanya sekadar genggaman tangan," hal 158.
Berbicara tawadhu dan gigih, kebanyakan dari kita sudah tidak lagi asing dengan kedua kata yang acap kali diperdengarkan oleh telinga sejak masa kanak-kanak hingga dewasa ini. Bahkan dalam pandangan Islam pun keduanya sangat dianjurkan untuk selalu berada dan melekat, serta menjadi ciri khas pribadi kita.Â
Tawadhu berasal dari kata ittadha'a-tawadha'a yang artinya merendahkan diri atau rendah hati. Sedangkan menurut istilah tawadhu adalah sikap seseorang yang rendah hati, tidak menyombongkan diri serta tidak zalim terhadap orang lain. Adapun gigih, ialah teguh pada pendirian dan pikiran.Â
Kedua kata ini aku jadikan headline utama dalam review Novel yang berjudul Dermaga, sebuah karya dari seorang pemuda yang juga santri MAPK Surakarta; Fadlan S.Â
Secara umum Novel ini membahas tentang kegigihan seorang Bagja (Tokoh utama) dalam memperjuangkan impian untuk menjadi seorang santri, guna meneruskan estafet kepemimpinan majelis milik neneknya, dan bisa masuk sekolah favorit di kota.Â
Siapa sangka, Bagja yang merupakan pemuda desa yang hidup secara sederhana dan serba keterbatasan ekonomi keluarga, mampu meraih impiannya dengan gemilang dan menorehkan banyak prestasi yang membanggakan orang tua, serta mengangkat derajat keluarga. Namun, di samping itu pula, tentu banyak lika-liku, aral lintang, dan konflik yang harus dihadapi dengan berpeluh kesah dan derai air mata.Â
Layaknya karya fiksi sebagaimana pada umumnya, penulis berhasil membawa kita (pembaca) terhanyut dalam gejolak konflik yang diciptakan dan mampu mengombang-ambingkan perasaan pembaca. Novel bernuansa religi ini, sejak halaman awal hingga akhir akan ada banyak intisari kehidupan yang bisa dipetik hikmahnya dan diterapkan dalam keseharian.Â
Salah satunya ialah; barang siapa yang yakin di jalan Allah, maka Allah akan mempermudahkan jalannya. Tidak peduli sekalipun kalian berasal dari latar belakang ekonomi sederhana atau rendah sekalipun, jika Allah sudah turun tangan, maka tak ada yang mampu melawan kuasanya. Namun, sudah barang tentu, semua itu tidaklah kita dapatkan secara cuma-cuma. Pasti ada usaha, proses, dan doa yang tidaklah sedikit.Â
BLURB BUKU
Hembusan angin yang menampar kejam membuatnya mampu berdiri kokoh menikmati atom-atom angin yang berseliweran mengenai sel kulit wajah.Â