"Kita adalah anak sekaligus orang tua, pasangan, prajurit yang menghadapi banyak krisis, dan pahlawan yang melindungi hidup dengan gagah yang berharga dan tidak bisa digantikan oleh siapapun bagi keluarga kita," Yoon Hong Gyun dalam Buku How To Respect My Self - Seni Menghargai Diri Sendiri, halaman 339.
Berbicara tentang harga diri, aku rasa semua dari kita sangat setuju dengan kata "harga diri itu penting." Nah, pada kesempatan kali ini, aku akan membahas sedikit tentang buku seni menghargai diri sendiri yang ditulis oleh Yoon Hong Gyun, penulis asal Korea Selatan yang rilis pada tahun 2016 dengan judul "How To Respect My Self."
Untuk versi Bahasa Indonesia-nya, bisa dibeli melalui Penerbit Trans Media Pustaka dan toko bumi terdekat, buku ini diterjemahkan oleh Asti Ningsih pada tahun 2020.
By the way, menurut kalian, apa sih harga diri itu? Sehingga ia sangat penting! Eh, apa benar kalian menganggapnya sebagai sesuatu yang penting? Â Its ok. Kebanyakan dari kita pasti akan mengatakan, bahwa harga diri itu; kadar cinta terhadap diri sendiri, rasa bangga, atau sikap terhadap diri. Ya, kurang lebih sama si denganku hehe.Â
Definisi paling mendasar dari harga diri kalau menurut penulis (Yoon Hong Gyun) yaitu; penilaian individu terhadap diri sendiri. Bagaimana kita memandang diri sendiri dalam level tinggi maupun rendah.Â
Tiga Pilar Dasar Harga Diri
Setidaknya ada tiga pilar dasar harga diri yang harus dipahami dan direnungkan nilai serta maknanya menurut Direktur Yoon Hong Gyun Mental Health Medical Clinic ini. Yaitu; rasa kebermanfaatan diri, kontrol diri, dan rasa aman.Â
1. Kebermanfaatan diri adalah seberapa besar kita merasa bermanfaat, baik di lingkungan keluarga, kerja  masyarakat sekitar, ataupun lainnya. Kita akan dihargai apabila memiliki pekerjaan yang terpandang atau kemampuan kita diakui di tempat kerja.Â
2. Kontrol diri; kemampuan untuk melakukan sesuatu sesuai kemauan. Harga diri akan tinggi, jika hal ini terpenuhi. Â
Contohnya begini; seorang lulusan sekolah ternama - yang dipandang langka - akan dianggap lebih terhormat dan berharga. Padahal, ada juga orang yang merasa lebih rendah dari pada mereka yang tumbuh dan berlarian dengan bebas di desa. Ini terjadi ketika dia merasa  tidak memiliki kontrol terhadap hidupnya sendiri.Â