Mohon tunggu...
Lyfe

Passion?!

10 November 2016   21:25 Diperbarui: 10 November 2016   21:29 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali kita mendengar kata Passion, atau membaca sebuah artikel bertema Passion. Lalu apa yang kita tahu tentang sebuah Passion? Mungkin ada sebagian orang yang mengatakan bahwa Passion itu adalah keinginan, passion adalah kemauan, dan ada yang mendefinisikan sebagai sebuah hobi. Namun bagi saya, Passion itu adalah sesuatu yang kita tidak pernah bosan untuk melakukannya, dimana kita akan mengorbankan segala hal untuk mencapai itu. Passion adalah dimana kita tidak memikirkan untung dan rugi. Kita melakukan hal itu begitu saja dan lupa dengan hal yang lain. Setidaknya itulah makna Passion bagi saya.

Kemudian pertanyaan akan berlanjut, Apa gunanya sebuah Passion? Bagi saya, itu sangat penting. Ibarat tubuh, Passion menjadi soul yang menempati ruang didalamnya. Tubuh tanpa jiwa maka hanya ibarat seonggok daging yang hanya sekedar hidup. Tak bermakna.

Kemudian bagaimana kita bisa tahu dimana letak Passion kita? Ibarat jodoh nih, Passion harus dicari, diperjuangkan, kalau perlu diikhtiarkan dan didoakan. Kenapa begitu? Karena kalau tidak, maka Passion yang kalian ingin tahu tidak akan ketemu.

Fenomena sekarang ini banyak orang hidup tidak sesuai dengan Passion mereka. Kebanyakan mereka lebih memilih menjalankan kehidupan yang begitu saja. Seperti roda sepeda yang berputar 24 jam. Seperti robot yang hidup karena digerakkan oleh mesin, yang notabenenya adalah sebuah benda mati.

Rutinitas harian yang menjemukkan. Sekedar menunaikan kerja saja. Mematuhi perintah atasan. Menerima gaji setiap bulannya. Begitu saja terus sampai negara api menyerang. Tanpa tahu apa hakikat sebenarnya pekerjaan mereka. Tak ada jiwa didalamnya. Kosong.

Mereka sekadar menunaikan kewajiban mereka karena sudah menyandang gelar sarjana di belakang nama mereka. Mereka menunaikan keinginan orang tua yang kadaang lebih banyak tidak sesuai dengan keinginan hati nurani yang bersangkutan.

Orang tua ingin anaknya menjadi seorang dokter, lalu disekolahkanlah mereka pada fakultas kedokteran. Padahal kecintaan anak pada seni melukis tidak pernah pudar. Saya hanya mencontohkan salah satu peristiwa yang terjadi di masyarakat saat ini.

Saya pun menjadi salah satu roda yang berputar selama 24 jam. Saya bagai robot yang hidup dengaan sebuah mesin. Saya yang bekerja hanya sekedar menunaikan kewajiban kerja saya pada atasan. Lalu seseorang dengan berani mampu menggelitik pikiran saya. Maka kepada Anda saya ucapkan terima kasih.

Ketika itu, secara terang-terangan saya dikritik bahwa saya bekerja tidak dengan Passion. Kerja yang hanya sekedar kerja. Aktivitas yang membuat kebosanan dan menjemukan. Ada selarik kalimat yang juga menggelitik hidup saya  “Pekerjaan paling menyenangkan di dunia adalah hobi yang di bayar” begitu yang dikatakan oleh Bapak Walikota Bandung, Bapak Ridwan Kamil.

Kemudian saya mulai introspeksi diri. Kusebut kata Passion berkali kali. Kulantunkan kata itu ibarat sebuah doa.

Selama masa itu, saya mulai belajar mengenali diri saya sendiri. Cukup lama saya memikirkan tentang hal ini. Apa yang saya inginkan? Apakah rutinitas yang menjemukan seperti ini? Lalu saya tergugah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun