Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas U19 Harus Waspadai Taktik Klasik Thailand

14 September 2016   14:11 Diperbarui: 14 September 2016   15:10 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Timnas PSSI U19 I- sumber gambar ; http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/817765/big/070392700_1424928076-timnasu19.jpg"][/caption]

Nanti malam pukul 19.00 WIB Timnas U19 akan menjalani laga ke dua dalam piala AFF. Lawan yang dihadapi adalah Thailand. Sebuah tim yang mempunyai tradisi juara di kawasan Asean.

Berkaca dari penampilan pertama saat menghadapi Myanmar, Timnas kita mesti berbenah. Khususnya di sektor tengah. Ini ang menjadi 'titik' lemah timnas U19. Kelemahan utama adalah tidak ada jenderal lapangan tengah. Bisa jadi, memang timnas belum memiliki sosok pemain yang bertipe 'jenderal'. Untuk itu, perlu dilakukan perubahan strategi.

[caption caption="sumber gambar ; http://sidomi.com/wp-content/uploads/2016/08/timnas-indonesia-u19-gol-2016-640x427.jpg"]

[/caption]

Strategi permainan jadi kunci penting menghadapi Thailan. Tim Gajah Putih ini menonjol dalam permainan kolektif, kuat dalam stamina dan memiliki kecepatan bermain. Kita akan lihat nanti, bagaimana tim Thailand menunjukkan gaya permainannya. Gaya tersebut memang sudah ciri khas 'klasik' Thailand.

Satu hal yang positif dari TIMNAS U19 kita adalah bermain pantang menyerah. Ini terlihat pada babak kedua saat lawan Myanmar. Para pemain seolah tidak ada capeknya mengejar bola dan menutup sejumlah kelemahan lini tengah dan belakang. Kemampuan fisik prima dan semngat itu bisa dijadikan modal menghadapi Thailand.

Karena tidak ada jenderal lapangan tengah yang menjadi targetman pengatur permaianan semua lini, maka Timnas harus bisa bermain kolektif dengan menjaga jarak antar pemain sedekat mungkin agar tidak ada pemain kita yang berjuang sendirian ketika mendapatkan bola. Jarak yang rapat memudahkan koordinasi antar pemain dan pergerakan bola dari kaki ke kaki, sekaligus benteng pertama bila kehilangan bola.

Peran gelandang Asnawi menjadi penting untuk mengaturnya dibantu Nevy Alexande dan Satria Wardhana. Posisi mereka bertiga tidak boleh berjauhan untuk menunjang gerakan dan  penetrasi Pandi Lestaluhu dan Dimas Drajad. Pandi Lestaluhi walau sebagai pemain depan, tapi tipe pemain 'tukang gocek' yang bisa berguna turut membantu menghidupkan permaianan di lini tengah. Sedangkan Dimas Drajad yang bertipe sprinter 'tukang kebut' memang tidak bisa banyak diharapkan mengisi lini tengah. Dia lebih cocok menunggu di depan saja sebagai eksekutor umpan matang.

[caption caption="Eduar Tjong pelatih bersama skuat tim di sesi Latihan Timnas U19, sumber gambar kompas.com"]

[/caption]

Pertandingan Indonesia-Thailand nanti akan tampak di permaian dari kaki-ke kaki secara cepat. Permainan kolektif Thailanda akan dihadapi dengan permaian kolektif Timnas kita. Cara ini lebih mampu meredam Thailand dari pada membuka diri dengan permaianan umpan panjang yang selama ini ditunukkan pemain Timnas kita. Strategi itu sangat riskan, mengingat Thailand sangat cepat dalam mengalirkan bola antar pemain sementara ruang timnas terbuka lebar.

Kelebihan pemain Timnas yang lain adalah kokohnya postur tubuh pamain. Ini jadi modal lebih saat 'full body contact' saat bermain pendek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun