Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tangan Kebenaran dalam Senyap

25 Mei 2016   03:49 Diperbarui: 25 Mei 2016   04:34 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber gambar : http://abiummi.com/assets/uploads/2015/04/bermanfaat-bagi-sekitarnya.jpg"][/caption]

Kemarilah mendekat.

Bersama kita simak siluet di depan. Ada tangan seseorang bergerak. Terbuka.

Tangan itu meraih semua lambaian terjuntai dari tubuh merayap dan terlentang.

Tangan itu membuka cangkang tubuh tuannya, kemudian meraih hatinya.

Diulurkannya pada mereka yang tak berdaya.

Kini tangan itu dipenuhi hati yang terbagi. Tanpa sisa.

Matikah dia tanpa hati di cangkang itu? Tidak.

Cahaya dibalik layar itulah nyawanya.

Ada sorak-sorai penuh nada sumbang yang datang.

Dan sesekali aubade mengiring syahdu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun