[caption id="attachment_325972" align="aligncenter" width="576" caption="Sentuhan arsitektur modern di bagian dalam memberikan kenyamanan kegiatan berbelanja. Sumber gambar : koleksi Pebriano"][/caption]
Tak selamanya pasar tradisional berkesan kumuh, becek dan berbau. Di Kota Pontinak, itu telah jadi lagu yang sudah usang. Contohnya di Pasar Flamboyan, sebuah pasar tradisional terbesar di kota Pontianak. Dengan sentuhan tata lingkungan dan bentuk arsitektur modern, maka kesan kumuh itu bisa ditiadakan. Model transaksi pasar boleh saja tetap tradisional, tapi bentuk bangunannya (harus) modern.
Pasar ini salah satu pasar tradisional tertua di Pontianak yang menyediakan banyak ragam kebutuhan dasar seperti beras, gula, kopi, sayur mayur, ikan, daging, bumbu-bumbu dapur dan lain sebagainya. Semua kebutuhan dapur dan perut tersedia lengkap di sini.
Pasar ini berada di jantung kota Pontianak yakni di simpang jalan Gajamada dan jalan Pahlawan. Lokasi ini merupakan kawasan bisnis dan komersial yang strategis. Disekitarnya banyak deretan ruko, kantor, bank, restoran, hotel berbintang dan lain sebagainya. Tentu tak elok bila pasar tradisionalnya tak ikut bersolek.
[caption id="attachment_325973" align="aligncenter" width="500" caption="Suasana pasar sebelum dibongkar dan dibangun kembali, tampak semrawut dan kumuh. Sumber gambar : https://mw2.google.com/mw-panoramio/photos/medium/39258341.jpg"]
Dahulu pasar ini kondisinya kumuh,semrawut, berbau dan becek walau tidak hujan. Bagian tenda plastik dan lapak kayu para pedagang tidak teratur, dengan ikatan tali bersliweran kesana-kemari. Sampah bertebaran disekitar lapak. Sangat tidak nyaman dipandang mata. Namun sekarang setelah penataan ulang kawasan dan rehabilitasi total bangunan,maka kondisinya menjadi berubah total.
Desain bangunan berarsitektur modern, baik penggunaan bahan maupun bentuknya.Selain itu penataan sistem sirkulasi manusia, barang dan kendaraan lebih terencana sehingga pergerakan pun lancar dan tidak semrawut lagi. Demikian juga sistem utilitas penunjang bangunan, seperti mekanikal-elektrikal, sistem pembuangan sampah, sanitasi dan drainasi.
Model bangunan bagian dalam menyerupai sebuah hanggar pesawat. Sangat luas dengan langit-langit yang tinggi. Konsep ini mengingatkan pada faham arsitektur modern yakni form follow function atau ‘bentuk mengikuti fungsi’. Pemanfaat ruang dioptimalkan untuk mampu berfungsi mewadahi banyak kegiatan jual beli. Fungsionalitas menjadi kata kunci dalam desain ruang.lapak-lapak pedagang dibuat permanen dengan pembagian zona yang jelas, misalnya zona penjualan sayur-mayur, daging, ikan, bumbu basah dan kering, buah-buahan, minuman dan makanan, dan lain sebagainya. Sehingga memudahkan pergerakan kaum belanjawan mencari kebutuhan.
Konsep satu masa bangunan besar tidak menjadikannya tergantung pencahayaan buatan (lampu). Bagian atas didesain sedemikian rupa untuk mendapatkan cahaya terang langit secara optomal dan merata ke segala penjuru ruang. Desain penutup bagian atas dibuat tidak sama, terdapat beda elevasi yang memungkinkan sinar masuk, ditunjang finihsing jenis penutup kaca yang tidak menyilaukan dan mampu meredam panas.Selain itu dibuat bukaan-bukaan alami yang memungkinkan pergerakan angin jadi lancar kesehgala penjuru ruang.Peran analisis arah mata angin dan cahaya benar-benar diperhitungkan cermat.Ditunjang elevasi langit-langit yang tinggi menjadikan ruang dalam tidak panas, tidak sumpek dan berbau serta selalu menghadirkan angin segar.
Finisfing lantai menggunakan keramik mulus bertekstur, pada bagian-bagian jalur sirkulasi tertetu terdapat kemiringan tak tampak yang mengarah pada saluran drainasi, sehingga lantai tidak licin dan tidak becek. Air otomatis mengalir ke saluran semi tertutup.
Bangunan didominasi warna hijau, sehingga tercipta suasana segar seperti sayur-mayur dan buah-buahan di lapak para penjual. Suasana tak kalah segarnya dengan para perempuan cantik dan kaum ibu gesit yang berbelanja pagi hari.
Satu yang unik dan berbeda dengan kebiasaan di tempat lain, di pasar tradisional ini banyak kaum laki-laki atau bapak-bapak yang berbelanja di pagi hari, dengan santai mereka menenteng sayuran, ikan,daging dan lain sebagainya.Jadi suasana berbelanja bukan hanya didominasi kaum perempuan dan ibu-ibu. Di pasar tradisional ini, ternyata faham modernisme tak hanya berlaku pada bangunan, tapi juga pada kesetaraan jender kaum lelaki seksi dapur dan perut.
Kalau anda ke Pontianak, jangan lupa berbelanja, ya...
[caption id="attachment_325974" align="aligncenter" width="552" caption="Bagian depan bangunan sebelum dibongkar. Terlihat kumuh dan semrawut. Sumber gambar : : http://bimg.antaranews.com/kalbar/2012/05/ori/20120510pasar-flamboyan.jpg"]
[caption id="attachment_325978" align="aligncenter" width="937" caption="Tahap pembongkaran dan awal konstruksi pembangunan baru . Sumber gambar: https://lh5.googleusercontent.com/ :"]
[caption id="attachment_325979" align="aligncenter" width="600" caption="Bangunan pasar Flamboyan setelah dibangun kembali dengan gaya arsitektur modern. Sumber gambar :http://www.pontianakpost.com/robots-create-thumbnail-images-focusiix.php?"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H