Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Perseteruan Kompasianer Gatot Swandito vs Erwin Alwazir Mencapai Klimaks

23 Desember 2014   23:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:37 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_361394" align="aligncenter" width="202" caption="Perseteruan Maya , Sumber gambar : http://www.google.com/search?tbm=isch&q=berantem&revid=893877743&sa=X&ei=dj2ZVOmlHIusuQS4nIGACg&ved=0CDoQ1QIoBQ#i=7"][/caption]

Tak percuma belajar sejarah de Vide et Impera selama bertahun-tahun. Ilmu adu domba binti memecah belah persatuan ini sangat bermangfaat bagi saya untuk mempertemukan keduanya di ranjang pengantin Kompasiana. Aku suka....aku sukaa...aku sukaaa...

Bermula dari perbedaan kutub dan setting, kedua Kompasianer seksi ini memercik api perselisihan. Dari situ timbul faham baru dalam dunia politik Kompasiana, yakni faham Log Out-isme dan Log In-isme. Menurut profesor Pebrianov Bagindowsky dari Institut Teknologi Heuheu, kedua faham itu hasil turunan Plesetisitas, yakni sebuah fenomena baru Kompasainer level Avand Garde. Turunan tersebut memamah biak, berduplikasi dan mengalami kerancuan makna Plestisitas itu sendiri. Diduga telah terjadi Simulakrum, yakni simulasi atas simulasi secara banal dan binal yang mengaburkan sosok pencipta dosa awal.

[caption id="attachment_361396" align="aligncenter" width="191" caption="sumber gambar : http://www.google.com/search?tbm=isch&q=berantem&revid=893877743&sa=X&ei=dj2ZVOmlHIusuQS4nIGACg&ved=0CDoQ1QIoBQ#i=18"]

1419329647112839330
1419329647112839330
[/caption]

Celakanya, para Kompasianer lainnya pada gatel dan horny kemudian terjun bebas dalam banalitas yang syahdu di perselisihan itu. Anehnya, terjadi anomali drama-sejarah yang maha dahsyat diluar pakem dan gaya politik PKS (Penulis Kompasiana Sejati) yang selama ini berlaku. Terjadi chaos yang tak pernah diduga sebelumnya, seperti bola salju yang menggelinding tanpa ampun melumat hingga titik birahi para pembaca dan penulis Kompasiana yang haus akan sensasi. Chaos ini bukannya bersifat desktruktifn justru sebaliknya ; Sangat konstruktif.

Beruntunglah ada profesor Pebrianov Bagindowsky-seorang ahli yang jeli melihat hal ini. Dia segera mengambil kesempatan dalam kesempitan sebagai pahlawan kesiangan sekaligus pengamat yang selalu mampu memberikan ulasan-ulasan basi. Tanpa banyak bicara yang penting kerja-kerja-kerja dan kerja! Sang profesor memainkan jari-jari nakalnya di lipatan-lipatan yang tadinya lembab dan tak terlihat oleh Kompasianer lainnya. Jemari sang profesor basi itupun bekerja penuh khusyuk yang menghasilkan sensasi biru bagi kedua Kompasianer yang sedang menggelinjang dilanda gemuruh libido menulis.
[caption id="attachment_361439" align="aligncenter" width="204" caption="http://www.google.com/search?q=berpelukan&tbm=isch&prmd=ivns&ei=tnaZVPK7DpGgugTxgIHoDg&start=0&sa=N#i=3"]

14193437711874653786
14193437711874653786
[/caption]

Hasilnya adalah masing-masing pihak, baik Erwin maupun Gatot yang sejatinya adalah cowok pemalu akhirnya berani merangsek satu sama lain. Dengan riang gembira mereka berpagutan, kemudian berpacu semakin cepat menghujamkan dalam-dalam di milik seterunya yakni berupa tulisan-tulisan dengan semprotan hangat aksara yang beraroma khas.

Pada situasi itulah sebenarnya perseteruan Kompasianer Erwin dan Gatot mengalami titik Klimaks. Keduanya lega, dan penuh riang gembira. Terlihat keduanya diam-diam tersenyum bahagia.

Saya sebagai Kompasianer level biasa-biasa saja sangat beruntung bersahabat dengan profesor Pebrianov tersebut. Saya bisa belajar banyak dari ulasan pertamax beliau. Dan diam-diam tanpa seorang pun tahu, saya pun mengalami orgasme intelektual. Karena saya cowok pemalu, hal ini tidak akan saya publikasikan kepada siapapun, kecuali pembaca Kompasiana. Mohon dijaga rahasia ini, ya...saya janji kalau anda kelak juga orgasme setelah membaca artikel ini saya tidak akan bilang siapa-siapa selain para pembaca Kompasiana. Deal?

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun