Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pengalaman dan Tips Menghadapi Begal

1 Maret 2015   08:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:20 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14251474381708436016

[caption id="attachment_370961" align="aligncenter" width="456" caption="gambar :http://gambar.otomotifnet.com/Kanal MOTOR/Umum/2012/07-Juli/20120709_begal_1.jpg"][/caption]


Begal sebenarnya sudah ada sejak dulu, bukan fenomena saat ini saja. Hanya mungkin dulu beritanya belum men'Nasional' seperti sekarang.


Saya pernah mengalaminya langsung saat masih kuliah di kota Yogyakarta awal tahun 1990an. Waktu itu sudah marak diberitakan di koran Kedaulatan Rakyat dan Bernas tentang aksi perampasan sepeda motor. Sebutannya waktu itu adalah 'Cegat' bukan 'Begal'.

Dalam satu minggu ada saja kejadian yang diberitakan. Belum termasuk yang tidak diberitakan dan hanya kabar dari mulut ke mulut teman-teman kuliah.


Karena sering membaca berita itu, saya pun berpikir jangan-jangan hal yang sama bisa menimpa diri saya. Maka saya harus punya strategi bila 'tiba-tiba' dicegat.


Saat masa kuliah, saya sering pulang larut malam karena urusan mengerjakan tugas kuliah di tempat teman. Apalagi saya termasuk orang yang tak betah tidur di kost atau rumah teman senyaman apapun tempat teman saya itu. Jadi jam berapapun selesai saya pasti pulang pakai motor ke rumah kontrakan. Celakanya, pulangnya pasti larut malam menjelang subuh.


Suatu ketika saya pulang larut malam dari jalan Gejayan menuju Ringroad Utara melewati jalan Selokan Mataram. Jalan ini sangat sepi, jarak antar rumah penduduk masih jarang, sepanjang tepi jalan lebih banyak kebun jagung dan tebu serta area sawah.


Kecepatan motor saya secukupnya, tidak perlahan juga tidak ngebut karena jalan masih berbatuan dan sebagian tanah.


Salah satu alasan saya tidak ngebut adalah agar bisa selalu awas, berjaga-jaga kalau-kalau diikuti atau ada motor dari depan yang menghadang.


Malam itu saya ketiban sial. Awalnya sudah merasa kalau diikuti dua orang yang berbonengan pada satu kendaraan bermotor. Sesekali saya intip di kaca spion, gayanya mencurigakan. Pas di bagian jalan yang sepi dimana sisi jalan hanya kebun jangung dan sawah, motor dibelakang tadi tancap gas mendahului saya. Feeling sudah tidak nyaman, maka kecepatan motor saya kurangi 'memberi kesempatan' orang tersebut mendahului.


Benar saja ! Setelah mendahului tepat empat meter-an didepan saya, motor tersebut berhenti dan melintang. Kontan saya mengerem motor . Satu orang yang bonceng di belakang tampak berniat turun terlebih dahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun