Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Pada Selang Waktu Kau Beranjak

17 Juli 2016   02:21 Diperbarui: 19 Juli 2016   04:50 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, sumber; https://sangkotakusang.wordpress.com

Aku masih dalam ruang sadar saat kau beranjak pergi.
Setiap bentang langkah yang kau ambil dan sentuhan tapakmu masih terukur di nalarku.
Satu dua ketukan langkahmu masih menyelip di sela datak jantungku.
Namun kupastikan tak ada lagi dimensi sosokmu di dalam frame lensa mataku.

Lorong yang tadi kau lewati masih dapat kubayangkan.
Iluminasinya menerpa setiap jejakmu dan memantul pada setiap partisi.
Semua itu masih bisa kuukur dengan deret pori-poriku.
Aku tahu letak flek bekas deru nafasmu yang menempel di deret tiang dan dinding kala rasa terakhirmu membuncah
Kupastikan aku tak lagi mampu membacanya sebagai mozaik milik kita.

Ujung lorong itu ada persimpangan.
Itulah tempat kau memilih arah dan kemudian menghilang.
Itulah ruang terakhir bagi tiap sendiku mendeteksi dirimu.
Itulah batas awal aku mulai berkelahi dengan diriku.
Dapat kupastikan dari simpang itu kuterima bilur-bilur baru yang tak mampu kupisahkan dari tiap hentakan langkahmu sepanjang waktu.

--------

Pebrianov17/07/2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun