Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nasib Pepih Nugraha Pasca Publish 'Klarifikasi'

15 Oktober 2015   09:59 Diperbarui: 15 Oktober 2015   09:59 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tadi malam kang Pepih Nugraha sudah mem-publish artikelnya soal akun PK. Tak jelas, apakah itu berupa Klarifikasi dari Kompasiana, atau Soal Ujian yang dibagikan kepada pembaca Kompasiana.

Kalau 'Klarifikasi' tentu ada pernyataaan berupa point-point keputusan tertentu yang mewakili pengelola Kompasiana tentang polemik akun PK. Bukan sajian sekumpulan kalimat pertanyaan.

Nah, ternyata di artikel itu banyak kalimat pertanyaan. Diduga artikel itu adalah soal ujian yang sengaja dibocorkan. Padahal jadwal ujian belum dibagikan. Oh, bisa jadi itu sebuah responsi atau kuis. Ujian dadakan untuk mengetahui progres daya serap kompasianer terhadap materi pengajaran yang sudah diberikan selama ini.

Responsi atau Kuis tetaplah sebuah ujian. Ada sejumlah soal yang harus dijawab dengan benar, dan ada nilai yang akan dikumpulkan. Nilai itu untuk bantu-bantu nilai akhir yang menentukan lulus atau tidak, naik tingkat atau tidak.

Soal artikel kang Pepih itu masuk kategori Klarifikasi atau Soal Ujian memang masih diduga. Masih berupa hipotesa atau opini masif saja berdasarkan 'tanda-tanda' kasad mata. Untuk pastinya tak ada yang tahu.

Pun belum ada pengakuan langsung dan resmi dalam bentuk berita acara bahwa artikel itu berupa Ujian atau Klarifikasi. Masih perlu bukti kongkrit.

Masalahnya sekarang, usai mengeluarkan artikel itu kang Pepih diserang habis-habisan oleh para Kompasianer. Mereka protes dan tidak terima dengan isi artikel itu. Ini pun hanya dugaan saja. Belum ada bukti kongkrit bahwa Kang Pepih diserang Kompasianer. Butuh pernyataan resmi dan berita acara (BA) dari pihak kepolisian atau pengadilan bahwa para Kompasianer menyerang, protes dan tidak terima terhadap isi artikel kang Pepih.

Selanjutnya, saya kasihan dengan Kang Pepih. Saya jadi ingat Jose Mourinho, pelatih Chelsea yang timnya sedang banyak mengalami kekalahan. Banyak kecaman diterimanya. Tentunya kang Pepih atau Mourinho sedang galau. Tak enak makan, tak nyenyak tidur, tak bersih mandi, tak rapi bersisir. Pokoknya serba tak enak karena dikecam dari segala penjuru mata angin.

Bagimana nanti nasib Kang Pepih ? Apakah akan dipecat pemilik klub Chelsea ? Dan Mourinho ditarik ke Kompasiana? Dengan ini saya nyatakan bahwa ini bukan pertanyaan ujian. Catat itu. Jangan menduga-duga dan beropini. Hanya ini yang bisa saya pastikan untuk anda.

Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun