Komjen Pol Budi Gunawan mulus menghadapi DPR. Usai uji kepatutan dan kelayakan di Komisi I DPR., Beliau tinggal menunggu waktu dilantik jadi Kepala BIN oleh Presiden Jokowi. Didepan forum DPR, Budi Gunawan tidak menghadapi 'perlawanan berarti'. Bahkan diberitakan suasana uji kepatutan dan kelayakan itu berjalan santai, cepat dan penuh persaudaraan. (baca kompas.com).
Secara administratif, Budi Gunawan memenuhi syarat. Dia seorang Jenderal Polisi yang berpengalaman. Menjadi Jenderal merupakan pencapaian pangkat tertinggi untuk seorang abdi negara kepolisian. Bahkan beliau 'nyaris' menjadi Kapolri, sebuah jenjang karier puncak di institusi Polri.
Jabatan terakhirnya sebagai Wakil Kapolri pun sudah merupakan pencapaian tertingg mengingat bahwa dialah calon terkuat kala pencalonan saat itu. Namun hanya karena 'kecelakaan politik' saja yang tak memungkin dia dilantik jadi Kapolri secara defenitif. Beruntungnya, dia sabar dan 'tak neko-neko' ketika 'hanya' menjabat sebagai Wakapolri.
Sebuah 'kecelakaan politik' yang dialami Budi Gunawan merupakan berita terheboh di negeri ini. Diduga sebagai jenderal yang memiliki 'rekening gendut' Â dan 'perseteruannya' dengan KPK era Abraham Samad tak membuat dirinya 'hancur lebur'. Perseteruan itu bukan semata terkait rekam jejak pribadi Budi Gunawan di mata KPK, melainkan sudah berkembang menjadi antara lembaga Polri dengan KPK. Bahkan dengan 'Kesaktiannya' dia membuat dua pimpinan KPK yakni Abraham Samad dan Bambang W masuk tahanan.
Kegagalannya promosi jadi Kapolri tak membuatnya 'meradang dan merajuk' hanya karena menjadi Wakil. Dia tetap tenang dan saat menjalankan tugasnya tetap adem. Polemik lama pun perlahan mereda.
Pengalamannya menguasai isue-isue politik tingkat elit negeri ini dan kedekatannya dengan segala kalangan tingkat atas negeri ini menjadikan dirinya begitu percaya diri. Terlepas dari segala Dugaan negatif publik, dia seoalah yakin tidak akan ada yang bisa menggoyahkan langkahnya.
Kini Budi Gunawan menjadi kepala BIN, lembaga strategis di negeri ini. Jabatan itu sebagai petanda kemenangan Budi Gunawan. Kalau saja dulu dia 'ngamuk-ngamuk' karena gagal jadi Kapolri dengan kekuatannya ('kesaktiannya') maka belum tentu dia mendapatkan posisi sekarang. Kalau pun dulu dipaksakan jadi Kapolri yang kontorversial, sekarang dia belum tentu jadi kepala BIN karena pertentangan publik terus panas dan sulit mereda selama menjabat.
Dengan mendapatkan jabatan Wakapolri kemudian jadi kepala BIN, kini Budi Gunawan justru memenangkan pertempurannya yang panjang. Skor 2:0 untuk Budi Gunawan.
Pembelajaran yang bisa kita didapatkan adalah bila memiliki kekuatan 'Kesaktian diri' dan sudah yakin dengan kemampuan diri sendiri, kita tak perlu terlalu panik dan membuat blunder ketika menghadapi badai. Kita harus tetap tenang sambil menunggu waktu yang tepat untuk tetap eksis. Karena 'Kesaktian' diri akan muncul dengan indah pada waktunya.
Â
Salam