[caption caption="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRgvYvsbTiWhUpYpCp8KfXKqqfZ_K36G4zau04BF_YNAIBvN7JIIw"][/caption]Artikel Hoaks selalu menarik untuk dibaca. Bisa bikin banyak orang penasaran, marah, geram, menangis, tertawa, sulit tidur, bahkan bisa membuat orang jatuh cinta kepada isi artikel. Buktinya banyak penggemarnya sehingga bisa meraup Jumlah Hits yang fantastis.
Beberapa tema artikel hoaks (artikek penuh kebohongan, menghasut dan menyesatkan pembaca) yang laku untuk diangkat adalah yang bernuansa SARA, pelecehan seksual, pelecehan gender, pelecehan terhadap penderitaan orang lain, penghinaan kepada sosok tokoh, dan lembaga, pelecehan terhadap musibah atau tragedi kemanusiaan, dan lain-lain.
Kompasianer ASu (Adi Supriadi) yang religius-calon kuat masuk surga, cerdas, pintar, ganteng, mapan, berwawasan nasionalis dan penuh empati terhadap penderitaan korban teroris telah membuat artikel yang bergenre hoaks sehingga namanya terkenal. Dia sukses membuat guncang jagat Kompasiana. Sayangnya kesuksesan itu tak bertahan lama. Artikelnya dihapus admin (?) setelah banyak menuai protes pembaca walau dia sempat meraih hits yang cukup fantastis dalam waktu singkat.
[caption caption="http://rumahwacana.com/wp-content/uploads/2015/06/hoax-640x430.jpg"]
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/12/04/hoax-640x430-1-5661bc19e7afbd6321ffbf80.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Dihapusnya artikel Hoaks itu menandakan penulisnya masih banyak kekurangan. Belum kuat dan tidak tahan lama oleh beberapa sebab, misalnya ditulis terburu-buru, sedang ngantuk atau justru kelaparan, kurang teliti memilah beras dan gabah, kurang kaya referensi bumbu masak, analisanya dangkal seperti got tersumbat sampah, dan lain sebagainya. Intinya bahwa artikelnya tidak menggunakan kaidah-kaidah artikel hoaks yang tepat.
Artikelnya lebih cenderung menggunakan emosi dan nafsu. Kalau saja mau lebih sabar dan teliti bisa jadi artikelnya tidak akan mati muda.
Sebagai pakar artikel Hoaks, saya telah banyak memproduksi artikel yang membuat pembaca geram, marah dan merasa dilecehkan. Semua itu bisa dilakukan karena mendapatkannya di pohon Hoaks, dilatih oleh agen Hoaks dan mempelajarinya di Universiteit Hoak. Selain itu saya perdalam lagi di Center of Hoaks Study selama bertahun-tahun.
Agar dikemudian hari tidak ada lagi artikel hoaks yang muncul di Kompasiana, maka sebagai pakar saya turun gunung untuk memberi pencerahan dengan semangat Sharing and Connecting sesuai semboyan Kompasiana. Bagaimanapun saya merasa punya tanggungjawab moral untuk menjaga kualitas tulisan Hoaks di Kompasiana.
Oleh karena ini kali ini saya akan memberikan beberapa tips dasar membuat artikel Hoaks yang berkualitas dan berintegritas. Adapun beberapa point teoritisnya adalah sebagai berikut.
Sekian dan terimakasih.
--------