[caption id="attachment_366117" align="aligncenter" width="496" caption="Sumber Gambar : http://statik.tempo.co/data/2013/02/04/id_165462/165462_620.jpg : "][/caption]
Bintang baru di media mendadak muncul. Adalah Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijatno orangnya. Hampir semua mainstream media memberitakannya, banyak pakar membahasnya. Tak ketinggalan media sosial, juga menciptakan pro dan kontra. Bahkan 'kekejaman' kritik media sosial menjadikannya mainan asik dengan gambar photoshop unik
Pernyataannya yang bombastis terhadap polemik perseteruan Polri-KPK yang tengah panas bikin miris dan marah sebagian rakyat. Ada yang menyayangkan, menolak, dan bahkan mencemooh cara dan isi komunikasi sang menteri. Beliau mengatakan "Rakyat yang tidak Jelas' sontak mendapat reaksi besar yang tak terduga, mengingat peserta aksi pendukung KPK langsung di lapangan adalah tokoh-tokoh cendikiawan, kelompok masyarakat dan lain sebagainya, belum lagi masyarakat yang memberikan dukungan secara tidak langsung
[caption id="attachment_366127" align="aligncenter" width="620" caption="sumber gambar ; http://statik.tempo.co/data/2015/01/15/id_361396/361396_620.jpg"]
Siapakah Sosok Tedjo ini?
Sebelum menjadi menteri, Tedjo bukan termasuk yang akrab di pemberitaan media. Dia bukan perwira tinggi yang dikejar-kejar media untuk 'bersantai' menjelaskan sesuatu yang berkaitan dengan kondisi negara. Dia juga bukan pemilik bahasa diplomatis-intelektual yang mampu menciptakan rasa nyaman bagi semua pihak, dengan kata dan kalimat bersayap sehingga interpretasi diserahkan kepada khalayak ramai. Dia juga bukan pemilik wajah kamera face saat berbicara tentang sesuatu yang penting.
Bandingkan dengan para perwira tinggi jaman dulu yang akrab dengan media seperti Joko Suyanto, Syarwan Hamid, Syafrie Syamsudin, Susilo Bambang Yudhoyono, atau katakanlah seorang Hendro Priyono. Mereka berbicara dengan ragam artikulasi yang jelas, tanpa emosi dan kata nyinyir, penuh pemikiran sebelum bersuara, tampak intelek, ringan, renyah dan berselera humor tinggi. Mereka mampu menciptakan suasana interaksi pemerintah-media-masyarakat secara positif seberat apapun masalah yang sedang hangat terjadi.
Posisi Menko adalah jabatan penengah terhadap beberapa lembaga yang berada di bawah kewenangannya.
Konteks 'Koordinator' pada 'Menko' sudah jelas pada apa yang seharusnya dilakukan seorang Menko. Posisi ini akan selalu dikejar oleh media dan masyarakat untuk menjelaskan apa yang telah terjadi dan apa yang telah dilakukan oleh berbagai lembaga tersebut.
Kemunculan Jenderal Tedjo Edhy Purdijatno sebagai Menkopolhukam pada awalnya cukup mengagetkan banyak pihak. Dia dikenal sebagai jenderal teknis di ketentaraan, bukan tentara yang seleb politis-intelektual di ranah media. Namun demikian publik tetap berharap adanya penampilan baru Tedjo seperti para pendahulunya yang sudah 'sukses' menjadi corong merdu bagi rezimnya.
Harapan publik itu ternyata harus 'tertunda' dan 'tercekat oleh pernyataan sang Menko yang kontroversial menjadikan dirinya 'media darling' dalam arti dicemooh !