Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Membidik Kaki Ringkih Jokowi

20 Oktober 2014   18:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:22 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1413779867922953081

[caption id="attachment_348684" align="aligncenter" width="544" caption="http://dikbud.kalbarprov.go.id/berita/wp-content/uploads/2014/09/29Jokowi-New.jpg"][/caption]

Jokowi hadir seperti hantu di ruang politik kontemporer Indonesia. Dia muncul tiba-tiba, kemudian perlahan-lahan memberi tanda-tanda misteri dan menghadirkan ketakutan sebagian orang. Mereka seperti ditempatkan pada sudut ruang tang tak pernah mereka inginkan. Peluh berkucur deras, lutut bergetar, terkencing-kencing ketakutan dan ada rasa malu pada ketelanjangan diri.

Saat jauh hari selebritis politik negeri ini telah berdandan untuk naik panggung capres, Jokowi masih berasyik-masyuk dengan rakyat kecil yang telah lama kesakitan di ruang lembab tanpa jendela dan ventilasi politik. Disitu dia bukan sebagai hantu, tapi dewa kecil atau tabib kaum marjinal. Kadang dia ditapuk jadi selebritis kelas panggung dangdut manusia-manusia kampung. Jokowi tak lebih mereka si manusia-manusia kampung yang selalu ingin menghirup segar pegunungan. Dia melangkah dengan kaki kecilnya dari satu ruang lembab kampung ke ruang lembab lainnya mengabarkan tentang arah matahari pagi, membuatkan jendela dan ventilasi kehidupan mereka.

Ketika Jokowi menjejakkan kaki ringkihnya di Jakarta, banyak yang mencibir dia si orang kampung yang bergaya kampungan. Bagi sebagian orang, sosoknya bikin ilfil, memalukan, tak memiliki daya jual dibandingkan keflamboyanan, keharuman dan kedigdayaan politikus kota. Mereka melihatnya cuma sebagai orang kampung yang kesasar dan kesilauan diterpa kilau lampu kota. Tapi itu semua tak berlaku bagi kaum marjinal yang merupakan orang-orang yang lama kelelahan menarik kereta kebesaran dan memanggul tandu kemegahan milik politikus kota yang hampir tak pernah menjejakkan kakinya di tanah.

Bagi kaum terpinggirkan dan rakyat kebanyakan, Jokowi adalah selaksa diri mereka sendiri. Dilihatnya Jokowi sama ; berkaki ringkih. Namun kakinya kuat, keras dan lincah dengan mata elangnya yang tajam melahap horizon, mencumbu langit dan merekam setiap lekuk daratan. Kepadanya mereka memberikan bekal harapan berbungkus kain lusuh untuk menaklukkan Jakarta menuju istan agar titah tak lagi hanya milik kaum politikus kota, pecandu dan pemabuk kekuasaan.

Jokowi tak punya kedigdayaan, karena hanya seorang petugas. Tapi dia hadir seperti hantu bagi jiwa-jiwa pemabuk kuasa di Jakarta. Dengan kaki ringkih ditaklukkannya mereka dengan gaya kampung yang tak pernah ada di teori politik jualan kaum keminter. Dilakukannya dengan tanpa memberi kekalahan bagi mereka-kaum pemabuk.

Kini Jokowi telah resmi menjejakkan kaki di istana dengan bekal harapan berbungkus kain lusuh tadi. Disana dia akan menjadikan bekal lusuh itu sebagai energi bagi langkah kaki ringkihnya untuk berjalan membuka jendela dan ventilasi agar tak ada lagi ruang-ruang lembab yang bikin rakyat hidup dalam gelap dan kesakitan. Sementara masih ada politikus kota kaum pemabuk yang belum tersadar, yang melihatnya masih sebagai hantu. Dan mereka itulah yang sewaktu-waktu akan membidik kaki ringkih Jokowi. Tapi ingat, kaki Jokowi telah menjadi sangat kuat bersama rakyat kebanyakan.

Selamat bekerja untuk rakyat, pak Jokowi. Jangan pikirkan para pemabuk itu, ya...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun