Setiap orang yang sudah mengenal aksara sudah pasti bisa membuat tulisan. Tapi tidak semua orang itu mampu membuat tulisan (artikel) yang enak dibaca.
Menulis artikel bukan semata menyusun kata menjadi kalimat. Bukan pula sekadar kalimat bermuatan informasi. Namun lebih dari itu, sebuah artikel merupakan sebuah 'organisme' yang mempunyai 'nyawa'. 'Organisme ini yang menghidupkan proses memahami isi tulisan tersebut.
Orang yang sudah 'makan sekolahan' bertahun-tahun tidak semua bisa menghasilkan tulisan yang benar dan menarik. Mahasiswa tingkat sarjana, master dan bahkan doktor sekalipun harus bolak-balik ke pembimbingnya hanya untuk memperbaiki tulisan yang dibuatnya. Padahal, sumber data tulisan sudah dimiliki, metoda penelitian sudah dikuasai, referensi pendukung sudah tersedia namun ketika harus membuatnya menjadi karya tulis butuh prosesi yang panjang. Ini sebuah contoh dalam konteks karya tulis akademis, yang biasanya panjang dan penuh aturan 'kaku'.
Pada 'level' tulisan yang lebih pendek seperti artikel juga demikian. Walau lebih luwes namun untuk membuatnya. jadi hidup tidak mudah. Satu persoalannya adalah memampatkan penggunaan kata dan kalimat (antara 400-700 kata), sementara isi (konten) harus tersampaikan kepada pembaca.Â
Kenapa demikian? Salah satu sebab adalah setidaktahuan perlunya 'nyawa' sebuah tulisan. Dengan 'nyawa' itulah sebuah tulisan (artikel) menjadi 'organisma'.
Nyawa tulisan ditentukan oleh Imaginasi si Penulis. Imajinasi itu dibangun untuk menciptakan 'organisma' yang berperan menghidupkan artikel.
Artikel yang hidup mampu membuat pembaca seolah sedang menjadi saksi, menjalani atau mengalami langsung tentang isi di dalam tulisan itu. Pembaca dibuat larut dalam tulisan, seolah sedang berdialog intens dengan tulisan. Tanpa sadar, si Pembaca dijerat oleh setiap kata yang terangkai hingga kata terakhir. Tiba-tiba saja artikel selesai terbaca dengan kesan yang mendalam. Isi artikel tidak segera hilang walau prosesi membaca sudah usai.
Imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan gambar (lukisan, karangan, dan sebagainya) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang (Sumber : http://kbbi.web.id)
Upaya membangun Imajinasi di dalam artikel tergantung beberapa hal ;
Wawasan
Segala hal tanpa kecuali yang diketahui oleh si Penulis. Tidak terikat pada satu bidang, obyek atau pengetahuan. Didalam wawasannya itu si Penulis mampu meramu setiap bidang kedalam satu pemahaman yang berkaitan dengan tema tulisan.. Wawasan bisa didapatkan dari banyak membaca, melihat dan mendengarkan.
Daya Ingat
Daya ingat diperlukan untuk mengumpulkan kembali apa yang pernah dialami dan wawasan yang dimiliki. Daya ingat yang kuat mampu memunculkan kembali pengalaman secara detail.