Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memahami Etnografi sebagai Modal Jadi Anak Rantau

1 September 2014   13:19 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:56 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_340438" align="aligncenter" width="680" caption="http://pucanglaban3.files.wordpress.com/2013/03/perantau.jpg?w=614"][/caption]

Setiap orang ditakdirkan memiliki setting budayanya sendiri. Budaya terbangun dari kelompok kecil yakni keluarga. Pada kelompok yang lebih besar yakni pada etnisit. Pada konteks etnisitas ini, takdir tadi menguat saat berinteraksi dengan kelompok etnis lain yang berbeda setting budayanya. Konteks interaksi tadi tak menjadikan seseorang bisa mengubah setting budaya dirinya.

Namun demikian, 'takdir etnis' tak berarti harga mati yang menjauhkan relasi dengan kelompok etnis lain dimana budayanya bisa berbeda 180 derajat, atau bahkan beda bagai bumi dengan langit sekalipun! Untuk membangun relasi diperlukan etnografi. Barang satu ini bisa dipakai untuk memahami kelompok lain yang berbeda budaya dengan kita.

[caption id="attachment_340450" align="aligncenter" width="544" caption="http://www.gpccolorado.com/wp-content/uploads/2012/07/culture-shock.png"]

1409526924134968352
1409526924134968352
[/caption]

Apa itu etnografi ?

Mari kita pahami beberapa pengertian sederhana, mohon Kompasianer tidak alergi dulu dengan teori. Nanti saya repot cari obat alerginya :


  • Menurut Cresswel (1994), etnografi adalah penelitian lapangan yangmenekankan pada suatu gambaran detail suatu perbedaan sudut pandang padadinamika budaya atau keragaman yang ada dalam suatu budaya, dimana gambaran tersebut mempermudah pemahaman keseluruhan tentang budaya tersebut.

  • Menurut Conklin (1968) Etnografi merupakan data antropologi budaya yang berasal dari observasi langsung pada perilaku masyarakat tertentu. Seorang Etnografer (peneliti etnografi) mengerjakan, melaporkan dan mengevaluasi hasil observasi yang telah dilakukannya. Dalam melakukan observasi, Etnogtafer tersebut melibatkan diri secara intensif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat yang diteliti.

Etnografi pada awalnya berorientasi pada ‘informan oriented’ untuk mendapatkangambaran masa lalu suatu kelompok masyarakat dengan cara melakukan wawancara yang intensif,dan berulang-ulangpada suatu kelompok masyarakatdalam jangka waktu penelitian yang lama. Etnografi kemudian mengalami perkembangan yang disebut etnografi modern, orientasi lebih kepada kehidupan masa kini yang sedang dijalani, yakni tentang ‘way of life’masyarakat tersebut. Sejarah dan masa lalu masyarakat tidak menjadi hal yang utama.

Dalam perkembangan penting berikutnya James P. Spradley (1997) mengatakan etnografi merupakan alat fundamental untuk memahami masyarakat kita sendiri dan masyarakat multikutural di seluruh dunia. Etnografi dapat mendeskripsikan secara detil teori-teori atau pemahaman tentang suatu penduduk asli yang sebelumnya telah diketahui secara umum kehidupan aktualnya selama beberapa generasi. Dengan etnografi kita bisa memahami kepribadian-kepribadian, masyarakat, individu-individu dan lingkungan setting budaya lain yang kemudian kita hadapi dan alami dalam kehidupan nyata kita.

Seorang etnografer hasus menjadi bagian dari kelompok masyarakat yang diteliti. Dia langsung dan masuk ke dalam kehidupan mereka; dalam kegiatan, tingkah laku alamiah, dan berinteraksi langsung untuk belajar tentang kehidupan kelompok tersebut, yakni bagaimana mereka berbicara dan berperilaku, hal-hal spesifik dan menarik serta bagaimana mereka mengelola dinamika kehidupan. Si etnografer mencoba memahami makna-makna kegiatan yang terdapat di dalam kehidupankelompok masyarakat tersebut.Apa yang didapatkan menambah wawasan sekaligus jadi bekal sebagai perantau.

[caption id="attachment_340451" align="aligncenter" width="400" caption="http://3.bp.blogspot.com/unnamed.jpg"]

1409527014581288200
1409527014581288200
[/caption]

Adapun tujuan etnografi adalah :


  • Menangkap sudut pandang masyarakat asli yang sedang diteliti, yang berkaitan dengan kehidupan, kesadaran akan visi dan dunianya.


  • Membangun pemahaman akan struktur sosial dan budaya yang terjadi dalam jaringan-jaringan (keterkaitan hubungan) di dalam kehidupan masyarakat yang sedang diteliti.


  • Mendeskripsikan dan membangun struktur sosial dan budaya masyarakat yang sedang diteliti.

Konteks sebagai Anak Rantau

Sebagai anak rantau tentunya berada di luar setting budaya sendiri kita yang asli, dan masuk ke budaya baru. Apalagi anda tinggal ditempat itu dalam waktu yang cukup lama. Untuk bisa survive di tempat baru secara terstruktur, sistematis dan masif, kita harus menjadi seorang etnografer. Anda jangan malu, ragu dan bimbang, tapi berbanggalah bahwa sebagai anak rantau anda punya peluang menjadi etnografer. Keren, lho bro-sist....heu..heu... Kalau mau lebih bangga lagi, perkenalkan diri anda sebagai anak rantau yang etnografer...ha..ha..!

Sebagai anak rantau sebaiknya kita juga menjadi etnografer kecil-kecilan untuk menangkap dan memahami sudut pandang masyarakat asli berkaitan dengan kehidupan, kesadaran akan visi dan dunianya. Menjadi mengerti akan struktur sosial dan budaya yang terjadi dalam jaringan-jaringan (keterkaitan hubungan) di dalam kehidupan masyarakat tempat merantau. Disinilah kunci hidup survive secara masif yakni diterima di tempat rantau. Selain itu juga anda menjadi kaya ilmu dan wawasan.

Sebagai anak rantau yang etnografer kita tak perlu membuat laporan tertulis, cukuplah semua itu disimpan dalam pikiran untuk menjadi bekal bertingkah-laku yang sesuai dengan tempat baru. Jadi jangan sia-siakan kesempatan sebagai anak rantau untuk menjadi etnografer yang kaya wawasan. Keren, deh !

Saya sendiri adalah anak rantau yang etnografer. Saya orang Dayak yang lahir dan besar di Kalimantan, pernah cukup lama tinggal di Yogyakarta (kuliah) dan Jakarta (bekerja). Saat ini tinggal sementara di Bandung karena tugas negara. Soal nama Bagindo di belakang nama saya itu hanya julukan sayang diberikan teman-teman karena bagi mereka....saya adalah raja, he..heu..heu...! Dari etnografer anak rantau saya bisa berbahasa Jawa dan memahami mereka. Dari Jakarta ; gue juga ngerti ape lu kate..., dari Bandung..heu..heu...abdi mah Kompasianer kasep, euy..

Saya pikir itu aja dulu. Tulisan ini adalah artikel saya yang terakhir di Kompasiana. Setelah ini akan pamit dari Kompasiana dan para Kompasianer yang saya cintai. Mohon maaf bila ada kata-kata yang tidak berkenan. Kalau ada sumur di ladang, bolehlah saya menumpang mandi. Kalaupun tak ada sumur di ladang, besok-besok saya pasti datang numpang mandi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun