Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kebenaran

14 Desember 2016   05:45 Diperbarui: 14 Desember 2016   07:17 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ; farm4.static.flickr.com

"Dimanakah kebenaran itu?" perempuan itu bertanya. Lelaki didekatnya tampak sedikit terkejut. Dia menatap sekeliling sekedar untuk menunjukkan usaha. Walau dia sendiri tak yakin.

"Mario, kenapa kau diam?" tanya perempuan itu lagi.

"Sudahlah, Laura...tak usah lagi banyak bertanya. Tidakkah kau lihat sendiri begitu banyak tanda penunjuk arah di sini? Semuanya mirip. Mungkin tak semuanya benar, tapi pasti ada satu yang tepat. Pilih saja sesuai pikiranmu dan jalani saja sebisanya" Kata Mario dengan suara lirih.

"Walau pun pakai pikiran, lalu penunjuk arah mana yang akan kita ikuti, Mario?" Tanya Laura dengan suara meninggi.

Wajah Laura menegang. Dia tak bisa menututupi kecemasannya. Sementara Mario justru mengalihkan pandangan ke wajah Laura, seolah dia mencari kebenaran di situ.

Aku yang berdiri tak jauh mereka berdua tak mampu menyaksikan perdebatan itu lebih lama. Tubuhku mendadak gemetar. Aku pusing, pikiranku kacau dan penuh ragu. Segera aku masuk ke ruang nurani dan kuputuskan berdiam di situ agar aku tak jadi gila.

-----

 

Peb14/12/2016 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun