[caption id="attachment_369633" align="aligncenter" width="500" caption="gambar ; http://static.inilah.com/data/berita/foto/1204392.jpg"][/caption]
Keputusan Jokowi tentang nasib Komjen BG yang lam dinanti rakyat Indonesia akhirnya keluar tepat sehari sebelum perayaan Imlek.
Bagi keluarga besar Polri keputusan itu bermakna penting, mengingat petinggi mereka Komjen Budi Gunawan (BG) yang 'berprestasi' berada di ujung tanduk. Kali ini, sesuai kalender Cina merupakan tahun Kambing, maka Komjen BG berada di ujung tanduk kambing.
Kalau kambing di Indonesia, nasibnya sering 'apes' karena jadi kurban dan korban. Tentu bukan posisielok bila seorang tokoh hebat berada di ujung tanduk hewan apalagi hewan itu punya stigma 'apes'. Nasib si Tokoh jadi dua kali 'apes' padahal orang hebat.
Ibarat ujung maut, ternyata matinya 'tidak elegan'. Kalau 'apes' mati tak elegan akan dikenang sejarah sebagai kematian tragis dan memalukan.
Tapi untunglah Polri kuat dan kompak, mereka tak mau pemimpinnya 'mati' tragis.Maka dengan bekal kekuatan data dan personel yang dimiliki, mereka bisa hindarkan elit pimpinannya dari ujung mau, bahkan dari kematian tragis. Dan kali ini Polri berhasil !
[caption id="attachment_369634" align="aligncenter" width="1800" caption="gambar ;http://photo.elsoar.com/wp-content/images/Chinese-New-Year-2015-Year-Of-The-Goat.jpg"]
Usai menjalani pra-peradilan, Komjen BG dinyatakan 'menang' yang berarti dia tak lagi di ujung tanduk.
Tak berapa lama, Jokowi bermaklumat bahwa BG bebas-tak dibebankan jadi Kepala Polri. Sementara dua pentolan KPK yakni BW dan AS dibebaskan dari tugas Pengganggu Ketenangan BG.
Tentu saja Komjen BG senang, Polri pun riang gembira. Keputusan 'menghapus beban' adalah hadiah Gongxi Fachai terindah Jokowi untuk Polri.
Kelak, dikemudian hari masih ada kesempatan BG untuk dapat jabatan penting dari Jokowi. (catat; 'dapat jabatan' lho ya...itu bukan beban !...).