Era Jokowi tak putus dirundung kritik dan bahkan hujatan. Dua hal utama kenegaraan, yakni Politik dan Ekonomi bagai tak henti direcoki pihak-pihak tertentu, baik di internal maupun eksternal Jokowi. Namun sampai saat ini Jokowi masih tegak berjalan.
Segala badai kritik dan hujatan bagai vitamin yang memperkokoh tonggak langkah pemerintahan Jokowi. Baginya, semua itu adalah lumrah bagi sebuah perubahan yang sejak awal diusung.
Namun demikian, dari semua gelombang dan gejolak ekonomi-politik ada satu agenda besar negeri ini yang jadi pertaruhan besar pemerintahan Jokow, yakni Pilkada Serentak di seluruh Indonesia. Agenda ini menjadi semacam ujian akhir, yang menentukan lulus tidaknya Jokowi untuk melangkah melakukan perubahan bangsa.
Pilkada berbeda dengan Pilpres. Rakyat setiap wilayah kabupaten dan kota termasuk provinsi mempunyai rasa memiliki yang tinggi dan kedekatan dengan si tokoh. Unsur emosional dan sentimen sangat berpengahuh.
Sementara pilpres, terutama bagi masyarakat di daerah ' tidak terlalu penting'. Karena orang pusat itu 'terasa Jauh'.
Dinamika pilkada sangat menyentuh sisi emosional pendukung fanatik tokoh dan golongan akan ditumpangi oleh isu-isu masif primodialisme kelompok agama, kelompok etnis, ras dan kekerabatan. Makanya, seringkali Pilkada jauh lebih 'berdarah-darah' dibandingkan Pilpres. Dan celakanya, sering terjadi di daerah yang 'jarang terdengar' di tingkat nasional. Daerah tersebut masyarakatnya relatif belum maju secara ekonomi dan politik.
Ketika pilkada serentak, aura persaingan akan lebih besar karena adanya 'hari raya' daerah secara serempak pula. Aura ini bisa berbalik menjadi bencana ketika pemerintah pusat tak mampu mengendalikan aspek ketertiban dan keamanan. Energi pemerintah pusat terpecah di banyak tempat di seluruh Indonesia sehingga tidak solid.
Belum lagi persoalan belum tuntasnya nasib Golkar dan PPP selaku dua partai besar yang masih kisruh internal. Bola api bisa berawal dari sini.
Saat sekarang sejatinya pemerintahan Jokowi lebih merapatkan diri kepada masyarakat di daerah-daerah, terutama yang pada masa lalu jarang ditoleh pemerintah pusat. Ambil hati dan pikiran mereka, agar keyakinan diri mereka kuat untuk tidak dipengaruhi 'pengacau' pilkada yang berasal dari daerah itu dan dari pusat !
Semoga lulus...
Salam Damai