Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu Tua Pemilik Air Mata Bulir Nasi

12 Juni 2016   09:12 Diperbarui: 12 Juni 2016   09:22 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi Ibu Tua Menangis II sumber gambar https://arekmbolong.files.wordpress.com/2012/08/tangisan.jpg"][/caption]

Ibu tua itu menangis.
Airmatanya bulir-bulir nasi. Berjatuhan tanpa kendali.

Ibu tua itu terluka.
Kibau tangan penguasa telah rontokkan bangunan nurani. Pecahannya berserakan. Menusuk nurani, tempat hati memuliakan hidup.

Ibu tua itu berteriak memecah jagat fana.
Dilihatnya kumpulan otak beku bagai hantu. Hadir tiba-tiba. Porakporandakan berpiring nasi yang disusunnya bersama embun dini hari.

Dalam tangis dia mencari Tuhan.
Dalam teriak dia merindu Tuhan.

Tapi dia tak pernah tahu.
Saat bulir nasi menggelinding, Tuhan sedang disandera para pemilik otak beku. Merekalah tuhan baru yang bertahta di ruang tanpa hati.
-------

Pebrianov12/06/2016

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun