Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hilangnya Sensasi Tradisi Ditelpon Presiden

25 Oktober 2014   04:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:49 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dahulu, ditelpon presiden jadi impian tokoh yang kebelet jadi menteri. Setelah Soeharto terpilih secara 'demokratis' ala rezim Orba, masa harap-harap girang pun dimulai. Sebagian tokoh nasional berharap ditelpon Soeharto. Konon,yang doyan keluyuran mendadak betah di rumah dan berada dekat telepon.Seisi rumah tak boleh bertelpon lama-lama. Bakal disemprot, karena bisa saja Soeharto mendadak nelpon! Pak Harto tak pakai fit and proper test terbuka. Siapa yang ditelpon berarti rekam jejaknya sudah dipegangnya sejak jauh hari.


Beberapa hari setelah kabinet diumumkan akan muncul headline suratkabar kisah para menteri ditelpon Soeharto. Apalagi bila si menteri adalah wajah baru.Segala kisah ditelpon Soeharto jadi sensasi tersendiri bagi si menteri dan pembaca. Kisah ini menjadi tradisi selama 30 tahun ! Kini tradisi itu telah hilang seiring bergantinya alam politik kita.Tapi sensasinya punya kenangan indah dan bagian sejarah tersendiri bagi si menteri beserta keluarganya.

Bagaimana dengan Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun