Timnas U19 memulai debut perdana di Piala AFF 2016 di Vietnam dengan hasil mengecewakan. Pada laga perdana kalah 2:3 dari Myanmar.
Bermain dengan formasi 442 tidak banyak membuat lini tengah mampu menghidupkan permainan tim. Para pemain nampak bermain sendiri-sendiri, tidak ada pemain tengah (gelandang) yang bisa bertindak sebagai jenderal pengatur ritme permainan sekaligus pengatur serangan, memiliki visi bermain yang fasih. Tidak ada pemain tengah yang jadi penghubung lini belakang dengan lini depan yang menjadi kunci awal sebuah serangan.
Bila dibandingkan Timnas U19 era Evan Dimas maka Timnas U19 2014 kali ini masih harus cepat berbenah. Pada Timnas U19 dulu, Evan Dimas mampu berperan sebagai jenderal lapangan tengah berduet dengan Paulo Sitanggang dan Maldini Pali. Lapangan tengah jadi nampak solid dan bisa menjadi roh permainan tim.
Timnas U19 kali ini mengandalkan Dimas Drajad di lini depan. Dia pemain berpengalaman karena merupakan veteran U19 era Evan Dimas lalu yang masih tersisa. Namun Dimas Drajat belum mampu menunjukkan sebagai pemain yang berpengalaman pada ajang Internasional piala AFF2016. Salah satu contohnya adalah ketenangan bermain di saat memanfatkan momen kritis di depan gawang lawan. Terbukti dua peluang emas yang didapatkannya tak membuahkan gol akibat kurang tenang mengesekusi umpan matang.
Pada babak pertama, konsep permaianan Timnas U19 tidak jelas. Kerja sama antar lini tidak terjalin baik, jarak antar pemain timnas sangat berjauhan sehingga menyulitkan koordinasi dan pergerakan bola dari kaki ke kaki. Terlihat pemain yang mendapat bola seolah berjuang sendiri. Namun demikian ada salah satu pemain yang menonjol berjuang sendiri. Dia adalah Pandi Lestaluhu yang memiliki gerakan eksplosif dan bikin repot pertahanan Myanmar. Lewat aksi individu Lestahulu, dia mencetak gol cantik menit ke 11 hasil penetrasinya di jantung pertahanan Myanmar. Skor babak pertama 2:2.
Pada babak kedua permainan Timnas U19 sudah lebih baik. Semangat bermain yang tinggi serta koordinasi antar pemain sudah mulai tampak. Namun lagi-lagi belum adanya jenderal lapangan tengah menjadikan permainan tim cukup sulit menembus jantung pertahanan Myanmar karena tidak ada skema penyerangan yang jelas. Aliran bola yang sudah masuk ke pertahanan Myanmar pun menjadi sia-sia. Belum lagi lini pertahanan Mynamar bermain cukup disiplin. Mereka 'menumpuk' membentuk benteng yang cukup kokoh. Di situasi inilah diperlukan jenderal lapangan tengah bagi Timnas U19 untuk mengatur serangan dan menembus benteng pertahanan lawan.
Babak kedua pada menit ke 53 terjadi blunder kiper Timnas U19 Satria Tama Hardiyanto yang tidak lengket menangkap bola tendangan spekulatif penyerang Myanmar. Bola sebenarnya datang tidak terlalu kencang dan sudah tertangkap namun lepas kemudian bergulir ke dalam gawang sehingga Timnas Myanmar menambah gol menjadikan skor 3:2. Skor itu bertahan sampai pertandingan berakhir. Kemenangan untuk Timnas U19 Myanmar.
Tanggal 14 September 2016 (Hari Rabu, lusa), Timnas U19 akan berlaga melawan Thailand. Semoga permainan anak-anak Garuda Muda bisa lebih baik lagi dan memenangkan pertandingan. Kuncinya: adanya sosok pemain jenderal lapangan tengah.
Susunan PemainÂ
Indonesia U19
12 Muhammad Riyandi, 15 Habibi, 3 Arizky Wahyu Satriya, 5 Bagas Adi Nugroho, 14 Asnawi Mangkualam, 11 Pandi Lestaluhu, 19 Hanif Abdurrauf Sjahbandi, 13 Satria Wardana, 7 Muhammad Dimas Drajad, 21 Sandi Pratama, 9 Saddil Ramdani | Pelatih: Eduard Tjong
Myanmar U19
13 Sann Sat Naing, 3 Ye Min Thu, 4 Ye Yint Aung, 5 Soe Moe Tun, 24 Win Moe Kyaw, 7 Myat Htun Thit, 15 Wai Yan, 16 Aung Moe Thu, 8 Zwe Thet Paing, 9 Shwe Ko, 17 Aung Kaung Mann | Pelatih: Myo Hlaing Win