[caption caption="Ahok bersama masyarakat, Sumber gambar: mediaswara.com"][/caption]
Satu hal besar dibalik keputusan Ahok pilih jalur Independen adalah sikap berani keluar dari zona nyaman. Betapa tidak, sebagai petahana yang sedang diatas angin, dia punya nilai jual tinggi dan punya peluang sangat besar maju Pilgub DKI2017 lewat jalur partai.
Dalam politik, persaingan memperebutkan kursi kekuasaan akan 'lebih mudah' lewat jalur partai karena mesin-mesin partai berperan besar pasang badan menghadapi manuver pesaing dari partai lain. Ada 'tabiat' politik yang tak dikuasai orang awam dan itu hanya bisa dihadapi oleh sesama partai.
Lingkup Peran Partai
Peran partai bukan semata membantu merebut kursi kekuasaan namun juga memelihara kekuasaan itu di parlemen.
Mesin partai pendukung di parleman akan terus menjalin komunikasi politis dengan partai-partai lainnya secara terprogram guna mendukung program pembangunan yang dibawa Gubernur. Komunikasi ini bertujuan memberi tekanan dan pemahaman program eksekutif yang didukungnya kepada semua anggota parleman.
Bila kekuasaan terpelihara oleh mesin partai tentu akan memudahkan di Pemimpin (Gubenur terpilih) untuk menjalankan program mensejahterakan masyarakatnya.
Semua hal itulah zona nyaman yang ditinggalkan Ahok hingga saat ini.
Bandingkan bila lewat jalur Independen, siapa yang akan menghadapi manuver politik dI lapangan perebutan kursi. Setelah menduduki kursi gubernur, siapa yang menghadapi lobi-lobi politis di parlemen?
Keterbatasan Peran Relawan
Peran Relawan sangat terbatas. Mereka hanya bisa membantu Ahok ke kursi Gubernur. Itu pun dengan kerja super ekstra keras karena harus menghadapi mesin partai pesaing. Mesin tersebut punya kekuatan besar karena sudah terlatih, terprogram dan 'berdarah dingin'. Sementara relawan sebagai awam bisa jadi tak mampu memasuki "zona-zona sempit dan gelap' dalam politik. Hanya mesin berdarah dingin dari partai lah yang mampu melakukannya.